Maaf ya telat nge-updatenya... Full of activities. Hari sabtu-minggu ada kegiatan bersama Komisi Pelayanan Pemuda buat Klapertart dan di jual hari minggunya. Hari-hari sebelumnya aku sibuk persiapan skripsi. So maaf ya yang lagi nunggu cerita selanjutnya. Maaf jika bagian ini kurang memuaskan.
Thank u Readers ♥☆♡
==================================
Shania masuk ke dalam kamar hotel tempat dimana dia dan kawan-kawannya tinggal selama acara weddingnya berlangsung.
Ketiga sahabatnya ada di dalam kamar. Mereka sedang sibuk melakukan aktivitas mereka masing-masing.
Melihat hal itu Shania merasa kesal karena sepertinya mereka tidak peduli apa yang terjadi dengannya. Ditatapnya mereka dengan wajah cemberut khas Shania.
"Hai, Sha..." kata Fania yang menyadari kehadiran Shania.
'Hai, Sha..!?! Gak salah dengerkan? Apa hanya itu yang bisa mereka katakan sama teman mereka yang sudah menghilang semalam? Bukan ini yang kuharapkan keluar dari mulut mereka. Mereka memang gak cemas sama sekali.' keluh Shania dalam hati.
Shania tidak menjawab dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan membanting pintunya keras. Pagi ini sangat mengaduk emosinya.
Tania, Fania dan Kania saling memandang dengan ekspresi wajah bertanya kenapa. Fania mengangkat bahunya yang menandakan ketidaktahuannya.
Tania mengetuk pintu kamar mandi
"Sha, kamu kenapa? Kenapa marah-marah?" tanya Tania dari balik pintu.
"Enggak usah peduli sama aku...!!!" teriak Sania dari dalam.
"Sha, jangan ngambek gitu ah..." ujar Tania lembut.
Shania tidak merespon.
"Kalo kamu udah selesai mandinya, kita sarapan ya di bawah." tambah Tania
"Kita duluan ya Sha, soalnya mau ketemu sama klien kita dulu baru sarapan." lanjut Tania.
"Pergi dulu ya, Sha.." Kania pamit.
"Da dah babye, Sha" disusul Fania.
Shania tidak menjawab. Dia terus berendam di dalam bathtub.
Ketiga temannya meninggalkan Shania sendiri.
***
Tania, Fania dan Kania bertemu dengan klien di kamar mereka sesuai permintaan.
30 menit mereka berada di dalam kamar tersebut dan berbicara soal acara pernikahan yang di tangani mereka serta permintaan khusus dari klien mereka. Mereka bertiga menyetujuinya tapi mereka perlu berbicara dengan Shania terlebih dahulu.
Sesudah urusan selesai mereka mencari sarapan. Sesampainya di restoran mereka duduk di sudut dekat jendela kaca yang besar tempat favorit mereka. Sekitar 10 menit mereka menunggu Shania namun tak kunjung datang.
"Ka, Shania kok belum turun juga ya. Apa dia masih gak enak badan?" tanya Tania.
"Menurut dokter yang memeriksa Shania kemarin kondisinya baik-baik aja dan dia sudah memberi obat. Yang dia butuhkan sekarang hanya istirahat dan makan makanan yang berzat besi." jawab Kania.
"Coba kamu telepon dia, Fan." kata Tania menyuruh Fania.
Fania mengambil Hp nya dan men-dial no Shania. 2x di hubungi tapi gak diangkat.
Fania memberi isyarat kalau gak di angkat.
"Coba lagi Fan. Siapa tau aja dia masih di kamar mandi." kali ini Kania yang menyuruh Fania untuk mencobanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
ChickLitKehidupan 4 orang wanita yang telah bersahabat sejak masih kecil dan memiliki kisah cinta yang pedih. Mereka mendirikan sebuah EO yang berasal dari modal mereka sendiri tanpa adanya campur tangan dari para orang tua mereka yang terbilang sangat suks...