Fania PoV
'Ya Tuhan... Apa yang terjadi? Kenapa Jet Skinya gak bisa berhenti? Kenapa terus melaju?' kataku dalam hati yang dibalut kecemasan.
Aku tak bisa mengendalikan Jet Skinya. Jet Skinya terus melaju. Kecemasan menyerangku sehingga tanpa berpikir panjang lagi aku lompat ke laut dan membiarkan jet skinya melaju terus.
Akhirnya kuputuskan untuk berenang mendekati pantai tanpa jaket pengaman. Awalnya lanacar namun tak ku duga, kakiku kram secara tiba-tiba dan membuatku tak mampu menjaga keseimbangan lagi. Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk tidak tenggelam. Namun tenaga ku mulai habis hingga perlahan aku tenggelam dan tak sadarkan diri.
***
"Fania...Bangun sayang..."
Suara itu? Aku kenal suara itu. Suara yang selalu aku rindukan. Suara yang tiba-tiba menghilang saat aku lulus SMA.
"Mama...???" kataku sambil mencari asal suara itu.
Iya benar. Itu suara mama. Aku tahu persis bagaimana suara mama. Aku gak pernah lupa.
"Ma...mama... mama dimana?" teriakku memanggil-manggil mama.
"Disini sayang..." jawab mama. Dan ku balikkan badanku yang kuyakin suara itu berasal dari belakang.
Saat kubalikkan badan, ada 2 sosok yang sangat kurindukan berdiri dan tersenyum hangat saat kulihat mereka.
Mereka adalah mama dan papa. Aku sangat merindukan mereka berdua.
Aku berlari mendekati untuk memeluk mereka. Saat jarak ku dengan mama dan papa sudah dekat tiba-tiba ada yang menarik tanganku kuat. Aku berusaha melepaskan tangannya. Aku berusaha untuk mengenali sosok wajahnya namun tampak buram.Tiba-tiba mama dan papa mulai menjauh.
"Ma...Pa... Jangan pergi... Fani kangen sama mama dan papa... Fani pengen meluk kalian berdua..." kataku sambil menangis saat melihat mereka mulai menjauh.
"Lepasin tanganku... Aku ingin bersama dengan mama dan papaku..." Kataku sambil berusaha melepaskan tanganku dari genggaman tangannya.
"Ma...Pa... Tunggu Fani... Jangan pergi dulu..." teriaku kembali kepada mama dan papa saat mereka terlihat semakin menjauh.
Mereka tersenyum padaku sebelum sosok mereka hilang dari pandanganku.
Aku hanya bisa menangis dan terus memanggil mereka. Tangisan ini menguras tenaga ku hingga aku pun jatuh dan terduduk lemas. Tiba-tiba aku merasakan tubuh ini melayang. Sosok yang sedari tadi menahanku kini menggendongku dan berjalan entah kemana. Aku hanya bisa pasrah dan menyandarkan kepalaku ke pundaknya hingga tak sadarkan lagi.
***
Author PoV
Fania terus mengigau tak jelas. Adhit duduk di kasur samping Fania. Adhit menggenggam tangan Fania dan memanggil-manggil nama Fania supaya bangun dan sadar.
"Fani...Ayo bangun...Ini Adhit..." panggil Adhit menyadarkan Fania dari mimpi buruknya.
Adhit terlihat cemas saat air mata keluar dari sudut mata Fania. Adhit berusaha membangunkan Fania dengan menepuk pipinya dan terus memanggil-manggil namanya.
Fania sadar dan membuka matanya saat suara panggilan Adhit dan guncangan ditubuhnya semakin kuat. Fania menatap Adhit dan begitu pun yang dilakukan Adhit.
"Akhirnya kamu sadar juga..." ucap Adhit disertai senyum bahagia yang juga terpancar dari tatapannya.
"Aku kenapa, dhit...???" akhirnya Fania bersuar juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
ChickLitKehidupan 4 orang wanita yang telah bersahabat sejak masih kecil dan memiliki kisah cinta yang pedih. Mereka mendirikan sebuah EO yang berasal dari modal mereka sendiri tanpa adanya campur tangan dari para orang tua mereka yang terbilang sangat suks...