Tania PoV
Penerbangan kali ini terasa sangat tidak menyenangkan sekali. Penerbangan yang hanya beberapa jam terasa sangat melelahkan. Itu karena bertemu dengan para manusia yang paling kami tidak sukai dari sejak SMA. Para cowok-cowok yang menganggap diri mereka sempurna baik fisik maupun kekayaan yang dimiliki. Jika diingat kembali saat masih SMA sungguh sangat menyebalkan jika para siswa wanita terlalu memuja mereka yang dianggap sangat sempurna. Namun itu tidak berlaku bagi kami berempat.
Bertemu kembali dengan mereka menambah stres yang sudah kami rasakan selama beberapa bulan terakhir akibat pekerjaan yang baru diselesaikan kemarin. Mereka kelihatannya belum berubah. Aura playboy mereka masih bisa aku rasakan.
Jujur jika sifat dan sikap mereka tidak seperti yang mereka tunjukkan selama ini, aku katakan mereka memang tampan. Tapi sayang mereka salah menggunakannya dan itu yang membuat harga mereka jatuh di mata kami.
Saat ini aku dan ketiga temanku sedang menuju kamar hotel kami. Kamar yang kami pesan adalah kamar terbaik di hotel ini. Fasilitasnya yaitu 2 kamar tidur, ruang tamu dengan sofa-sofa yang empuk, TV Flat ukuran besar, ruang kerja, mini bar, meja makan dan dapur serta kamar mandi yang dilengkapi dengan bathtub ukuran besar dan ruang ganti/make up. Design interiornya bertema moderen. Sungguh sangat nyaman untuk menhabiskan waktu beberapa hari. Kamar kami terletak paling atas. Terdapat balkon yang bisa membuat kita melihat dan menghirup udara pantai kuta serta keindahan matahari terbenamnya.
Selama beberapa hari ini aku akan sekamar dengan Kania sedangkan Shania bersama Fania. Kami langsung merebahkan diri ranjang kami masing-masing. Secara tak sadar kami tertidur lelap dan bangun saat matahari telah lama tenggelam dan waktunya untuk makan malam yakni pukul 19.00.
Aku terbangun dan langsung melihat jam dari Hp. Ya, kami tertidur sekitar 4 jam. Suasana kamar masih sunyi karena ketiga temanku masih tertidur pulas.
Ku beranjak dari kasur dan membangunkan mereka satu persatu. Yang paling susah dibangunkan adalah Shania. Entah harus dengan cara apa sehingga bisa membuatnya terbangun lebih cepat. Setelah beberapa kali di bangunkan akhirnya dia terbangun.
Sesudah mandi dan berganti pakaian kami langsung ke luar kamar dan berjalan-jalan di tengah-tengah keramaian malam di kuta.
Jika ke bali jangan heran bila yang kita temui di jalan banyak yang berasal dari luar negeri. Wisatawan lokal sedikit menurut pengamatanku. Kami pergi ke salah satu kafe yang ramai dikunjungi para turis. Tidak jauh dari hotel kami, cukup berjalan kaki untuk sampai di restoran ini. Suasananya romantis namun tidak terkesan formal seperti restoran romantis yang mahal. Meja-mejanya di hiasi lilin aromatheraphy yang buat kita lebih relaks dan nyaman. Tak usah memakai pakain formil seperti biasanya. Meski pakaiannya santai namun suasana romantisnya gak hilang. Restoran ini juga ada live music nya. Lagu-lagu yang disuguhkan all about love dan banyak lagu-lagu yang di remake menjadi accoustic or jazzy.
Kami berempat tidak terbiasa dengan yang namanya club malam. Tidak terbiasa dengan yang namanya musik yang memekakkan telinga serta berdegub sampai jantung. Menurut kami, musik itu adalah untuk dinikmati bukan menyiksa telinga. Untuk itu, restoran ini selalu jadi favorit kami jika berkunjung ke bali. Makanannya di jamin top mar kotop kata pak bondan. Hehehehe.
Selesai makan kami tidak langsung beranjak. Kami duduk santai menikmati alunan musik dan melihat suasana hiruk pikuk para wisatawan di malam hari. We need to refresh again our brain and soul.
Semua dengan aktivitas masing-masing yaitu sibuk dengan gadgetnya.
Aku membuka email yang masuk dan membacanya yang menurutku sangat penting. Ada satu email yang buat aku kaget yaitu email dari pria yang selama ini aku tunggu namun tak kunjung datang. Dia yang buat aku tak memikirkan pria lain. Dia yang membuat aku menjadi wanita pecandu kerja. Dia yang selama ini membuat ku terus bertahan dengan perasaan ini dan tetap terus menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
ChickLitKehidupan 4 orang wanita yang telah bersahabat sejak masih kecil dan memiliki kisah cinta yang pedih. Mereka mendirikan sebuah EO yang berasal dari modal mereka sendiri tanpa adanya campur tangan dari para orang tua mereka yang terbilang sangat suks...