Chapter 1 : "The Girls"

5.6K 140 2
                                        

Tet...tet...tet...

"Shaniaaaaa...." teriak Tania dari dalam mobil sambil mencet klakson mobil.

"Tunggu ya, ta..." jawab shania dari balkon kamar sambil menyisir rambutnya yang masih berantakan.

10 menit berlalu...

Teeeetttt....

"Shaaaa.... ayo cepetan kita bakal terlambat nih...." teriak tania untuk kesekian kalinya.

"Ma, shania udah telat nih... ntar aja sarapannya ya ma.. pasti shania sarapan..." bujuk shania sama mamanya sambil berjalan menuju mobil Tania.

"Tania... jangan lupa sarapan ya... nanti kalian sakit" kata mama shania  kepada tania.

"Tenang aja ma... Anak mama gak bakal sakit... Pasalnya penyakit takut berasarang sama dia." jawab tania sambil becanda.

"Asal kamu... Emang aku apaan..." balas shania. "Shania pergi ma..." shania pamit sambil cium pipi mamanya.

"Ma kita pergi dulu ya..." pamit Tania dari dalam mobil.

"Hati-hati ya kalian berdua... Salam juga buat Fania dan Kania ya..."

"Siiippp ma... Bye mom..." jawab shania. Tania pun melaju pelan sambil melambaikan tangan. Tak lama kemudian pintu gerbangpun terbuka otimatis setelah pak satpam melihat mobil sporty milik tania.

***

"Bi... liat hp aku gak? tadi seingat aku naruhnya di atas meja makan" tanya fania sama pembantunya Bi inah sambil nyari hpnya.

"Enggak non. Tadi sewaktu bibi beresin meja gak ada hp non Fani. Seingat bibi tadi non habis sarapan ke toilet. Mungkin ketinggalan di dalam non. Bibi cek sebentar ya..." jawab bibi panjang lebar dan sesudah itu pergi ke toilet tempat terakhir shania berada.

"Ada gak bi?" tanya fania lembut.

"Ada non. Hp nya non taruh di dekat wastafel." jawab bibi dari dalam kamar mandi. "Ini non hp nya"

"Thank you bibi sayang" Fania meluk bi inah manja.

"Sama-sama non" balas bi ina. "Lain kali hati-hati ya non naruh barangnya. Untung di rumah non, coba kalo di luar pasti dah di ambil orang." lanjut bi ina nasehatin fania yang super duper ceroboh dan cepat pelupa.

"Siiipp bi." balas fania dgn senyum manisnya. "By the way, kok mereka blm juga datang ya bi?" tanya Fania sebelum bi inah beranjak pergi.

"Kayaknya belum non. Biasanya kalo udah ada pasti bunyi klakson seperti bia-" jawab bi ina dan terhenti karena bunyi yang dimaksud udah terdengar.

Teettt...teettt...teett...

"Hahahahaha... Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga" Fania tertawa karna yang ditunggu nongol saat sedang dibicarain. "Bi, aku pamit dulu ya.. Kalo mas Radit bangun bilang aja aku udah pergi bareng mereka" ucap Fania seraya pergi ke pintu depan.

***

Tania, Fania, dan Shania udah di dalam mobil menuju rumah sahabat mereka yang paling bontot alias paling muda -meskipun cuma beda beberapa bulan- Kania namanya. Di dalam perjalanan mereka mendengarkan Siaran Radio favorit mereka pake gadget milik Tania. Siaran Radionya live streaming.

Tania konsen nyetir dan sesekali mainin androidnya. Shania sibuk dengan twitternya, membaca mention or DM nya. Dan Fania sibuk dengan tasnya. Satu persatu dikeluarkan dari tasnya buat ngecek kembali siapa tau aja ada yang ketinggalan. Mereka bertiga sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Mobil terasa sunyi, hanya suara penyiar yang terdengar di dalam mobil mereka.

Akhirnya, mereka bertiga sampai di depan gerbang rumah Kania. Pak satpam yang sudah mengenali mobil Tania pun membuka pagarnya dengan memencet tombol yang ada di dalam pos satpam.

"Thank u pak satpam..." teriak mereka bertiga yang diikuti lambaian tangan. Mereka sudah sangat familiar dengan para pekerja di rumah Kania dan begitu juga dgn pekerja2 di rmh mereka masing-masing.

Terlihat sosok Kania yang sedang bersandar di tiang rumahnya yang berdiri megah sambil membaca buku -bukan pemandangan yang aneh jika Kania selalu memegang buku- dan earphone di kedua telinganya.

Kehadiran mereka bertiga sudah disadari Kania terlebih dahulu sebelum mobil mereka tiba tepat di depannya. Kania melepas earphonenya.

"Pagi Kaniaaaaa...."sahut mereka bertiga kompak.

"Pagi juga" balas kania. "15 menit. Kenapa telat hari ini?" tanya kania sambil membuka pintu mobil bagian belakang dan duduk di samping Fania yang lagi masukin barang-barangnya kembali ke dalam tas.

"Fania cantik...Kenapa setiap kali aku naik barang-barang kamu semuanya ada diluar, ha???" tanya Kania heran.

"Iiiihhh, Kania. Kayak baru kenal aja sama nona Fania ini. Dia kan miss pelupa. Seperti biasalah dia ngecek kalo jangan-jangan ada yang lupa dibawa. Sama kayak kamu harus ngecek baik-baik keadaan pasien mu sebelum pulang rumah." jelas Shania menggoda Fania dengan tawa kecilnya.

"Iiiihhh... diem-diem Shania suka merhatiin Fani ya??? suka ya sama Fani???" balas fania becanda.

"Ogah. Wong akunya masih waras. Mana mau aku sama cewek lemot n pelupa kayak kamu. Aku cewek tulen masih suka cowok tau." timpal shania tajam.

"Emang, Shania masih suka cowok apa??? enggak kapok apa dikibulin??? hahahahaha..." balas tania.

"Faniiii...!!!" kata Tania dan Kania kompak dengan mata yang melotot.

"Apa???" tanya Fani polos.

Shania diam.

Merasa ada yang aneh dengan Shania, Fania tersadar dgn apa yang dia katakan. Ooopppsss...

"Maafin Fani ya sha???" bujuk tania dengan wajah melasnya dan berharap Shania mau maafin dia.

Shania tersenyum dan akhir tertawa terbahak-terbahak.

"Siapa juga yang marah Fania oon... Aku tuh tadi ngerjain kamu. hahahaahha" shania tertawa namun kedua temannya -except Fania- tau kalo tindakan Shania itu cuma untuk nutupin perasaannya.

"Iiiiihhhhh... Shania jahaaattt... Fani benci sama Shania." Fania merajuk karna jadi bahan candaan Shania. "Fani gak mau ngomong sama Shania" lanjut Fania dengan kedua tangan di dadanya dan membuang tatapan wajahnya ke jendela mobil.

"Fania cantik jangan ngambek dong. Ntar gak cantik lagi." bujuk Shania.

"Bodo" balas Fania galak.

Tania dan Kania tersenyum dengan tingkah sahabat2 mereka yang udah biasa mereka liat.

"Udah. Jangan ngambek lagi." kata Tania. "Dan kamu sha, jangan godaiin sahabat kamu yang lucu itu lagi." tatap Tania ke Shania memperingatinya sambil tersenyum.

"Ya udah, Ta. Kita berangkat aja sekarang. 30 menit lagi kita ada meetingkan ama klien???" Kania mengingatkan kalo mereka bakal twlat kalo gak keburu berangkat sekarang.

"Ok." Tania pun menjalankan mobilnya.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang