Pulau pribadi Arya, tempat dimana akan dilaksanakan pertunangan antara Arya dan Tania, kini berubah menjadi pulau yang bertabur bunga-bunga. Kerja keras Shania dan tim sangat memuaskan dan sukses atau tidak suksesnya acara mereka tinggalah menunggu beberapa jam lagi.
Shania tampak begitu sibuk sejak dari pagi hari. Langkah kakinya tak berhenti dari tadi mempersiapkan semuanya hingga hal yang paling kecil sekalipun. Sudut demi sudut tak luput dari perhatiannya.
"Fania, gimana keadaan disana? Sudah fix belum?" Shania menghubungi Fania yang kini berada di salah satu hotel di bali tempat keluarga Arya dan Tania menginap.
"99% aman, tinggal detail-detail kecil aja kok." Jawab Fania diseberang sana.
"Syukurlah kalau begitu. Oh ia, kamu sudah menghubungi Kania belum?"
"Kania gak bisa dihubungi dari kemarin, Sha. Kemarin Angga juga telepon, mencari Kania yang katanya susah dihubungi. Perasaan Fania jadi gak enak..." Jelas Fania dengan wajah cemas.
Langkah Shania terhenti saat mendengar perkataan Fania barusan. "Apa maksud kamu? Jangan sembarangan kamu ngomong ah Fan. Mungkin Kania sedang sibuk. Banyak pasien atau sedang ada di ruang operasi mungkin."
"Semoga saja. Nanti Fani coba hubungi lagi."
"Ok. Kamu tenang aja, konsentrasi saja dengan tugas kamu disana. Kalau ada masalah segera hubungi aku dan jangan lupa makan ok?see ya.." setelah sambungan mereka terputus, Shania melanjutkan kembali pekerjaan.
Shania kini sedang berjalan menuju kamarnya untuk mengambil beberapa dokumen yang tertinggal. Saat dirinya sedang membuka pintu kamarnya, Shania dikagetkan dengan sebuah pelukan dari belakang.
"Aaahhhh....!!!" Teriak Shania kaget.
"Sssttt.. ini aku." Shania tau banget siapa pemilik suara ini.
"Apa-apan sih kamu. Ngagetin aku tau... Lepasin dong... Nanti dilihat orang." Ucap Shania dengan sosok yang sedang memeluknya itu.
"Pagi cantik..." sapa Andika dengan senyum yang mengembang di pipinya.
"Ihh... dasar tukang gombal. Lepasin gih..." balas Shania yg masih berusaha melepaskan diri dari pelukan Andhika.
"Siapa juga yang gombal. Kamu memang cantik kok. Gak akan aku lepasin, sebelum kamu balas sapaan aku barusan."
"Janji ya dilepasin. Okokok... Pagi juga. Sudahkan? Sekarang kamu lepasin tangan kamu." Kata Shania.
Tiba-tiba wajah Andhika menjadi cemberut. "Kamu malu ya sama aku? Atau jangan-jangan kamu takut ya orang yang kamu suka melihat ini? Hhhhmm... okey, kalau itu mau kamu. Aku lepasin. Selamat beraktifitas kembali."
Andhika kini melepaskan pelukannya dan langsung berbalik arah bermaksud meninggalkan Shania. Belum sampai 3 langkah, Shania menarik Andhika masuk ke dalam kamarnya.
"Kenapa langsung pergi?" Tanya Shania saat mereka sudah di dalam kamar.
Senyum kemenangan Andhika terlihat jelas di wajahnya. Andhika tahu jika Shania pasti akan mencegahnya pergi dan ditambah lagi diluar ekspetasi Andhika kalau Shania akan menariknya masuk ke dalam kamarnya.
"Kenapa senyum? Jangan berpikir aneh-aneh ya. Aku hanya gak mau jadi pusat perhatian karena kelakuan kamu barusan."
"Iiihhh... sama pacar sendiri kok galak sih. Harusnya tuh disayang kayak gini..."tiba-tiba Andhika memeluk Shania.
"Andhika... Lepasin gak..." Shania berusaha melepaskan diri dari pelukan Andhika namun kekuatan Shania tidaklah sebanding dengan kekuatan milik Andhika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
ChickLitKehidupan 4 orang wanita yang telah bersahabat sejak masih kecil dan memiliki kisah cinta yang pedih. Mereka mendirikan sebuah EO yang berasal dari modal mereka sendiri tanpa adanya campur tangan dari para orang tua mereka yang terbilang sangat suks...