Chapter 22 "Teach Me"

1.7K 79 3
                                    

Suara berisik terdengar sekali di telinga Kania yang sedang berbaring di ranjang yang berukuran king size. Perlahan matanya tebuka. Kania melihat sekitar dan ia tahu dimana ini. Ya, salah satu kamar hotel milik Tania. Kamar yang biasa di tempati mereka jika menginap disini. Kania mencari suara yang telah membangunkannya. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan menuju suara tersebut.

"Sha... bagi dong..." rengek Fania meminta cheese cake kepada Shania.

"Gak mau...Pesan aja sana... Tadi di tanya mau pesan apa malah bilang takut gemuk. Makan tuh diet..." tolak Shania.

"Tadi kan gak nafsu makan tapi pas lihat mulut Fani pengen coba. Pleaseee..." Bujuk Fania dengan tatapan pupy eyes ny.

Shania mendengus. Akhirnya Shania termakan dengan bujukan Fania.

"Dikit aja..." ucap Shania.

Ternyata pemilik suara berisik yang didengar Kania tadi adalah milik kedua sahabatnya Shania dan Fania yang sedang berebutan makanan.

Shania dan Fania tidak menyadari jika suara mereka sudah membangunkan Kania. Mereka juga tak sadar jika Kania sudah berada di dekat mereka.

"Ya ampun, Ka... Kok udah bangun sih...??? Istirahat aja dulu gih..." ucap Shania kaget dengan kehadiran Kania dan segera menyuruhnya kembali beristirahat.

"Ia, Ka... Bobo aja... Kamu butuh istirahat banyak..." tambah Fania.

Kania menuju kulkas dan mengambil air oksigen dingin. Kania memang butuh banyak oksigen agar pikirannya kembali tenang.

"Gimana mau tidur... Suara kalian kayak jam weker. Malahan jam wekernya kalah tuh..." ujar Kania bercanda sambil tersenyum.

Fania dan Shania saling memandang setelah itu memandang Kania sambil jari telunjuk keduanya mengarah ke satu dengan yang lain.

Melihat tingkah mereka berdua, Kania tertawa kecil. Dua-duanya saling menyalahkan.

"Shania sih... Suaranya kayak toa..." timpal Fania menyalahkan Shania.

Shania melotot heran dengan perkataan Fania barusan. "Apa??? Kok aku??? Bukannya kamu yang dari merengek-rengek kayak bayi yang kelaparan??? Iiiihhh... Enak aja nyalahin aku. Dia tuh Ka bukan aku..."

"Coba kamu langsung bagi cheese cakenya ke aku, kan gak bakal aku merengek-rengek sama kamu, Sha. Shania mah gitu. Pelit kalo soal makanan." Ujar Fania gak mau kalah.

"Yang salah tuh kamu Fania... Yang gak mau dipesanin tadi siapa? kan kamu... Kalo sedari awal kamu juga ikut pesan gak bakalan kayak gini..." ujar Shania kesal.

Beginilah tingkah Shania dan Fania. Mereka berdua sering kayak Tom and Jerry, Sweety and Sylvester, tapi sebenarnya mereka tuh kayak Marsha and The Bear. Meskipun Si Marsha sering bikin kacau dan menganggu tapi Si Beruang sangat peduli dan menyayanginya.

Saling tuduh mereka terhenti begitu pintu kamar hotel terbuka. Ketiga pasang mata kini mengarah pada pintu yang sedang terbuka. Ternyata Tania. Ada Angga dan Andhika juga.

Mata Angga langsung mencari sosok Kania dan akhirnya mata mereka saling menatap. Angga tersenyum begitu pula dengan Kania. Andhika tetap cool. Tidak ada ekspresi dari raut wajahnya. Shania dan Fania hanya diam.

"Ka, kenapa sudah bangun...???" tanya Tania yang melihat sahabatnya Kania yang berdiri sambil memegang air oksigen.

"Sebenarnya sih masih pengen tidur... Tapi..." jawab Kania menggantung.

"Tapi kenapa?" kening Tania mengkerut.

"Tapi... Para Jam Weker memaksaku untuk bangun..." lanjut Kania sambil memicingkan matanya dan tersenyum kecil kepada Shania dan Kania.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang