Chapter 31 Remembering me about you

1.5K 76 5
                                    

Fania merasa tersiksa duduk satu mobil dengan Adhit. Fania sebenarnya tidak mau satu mobil dengan Adhit dan tadi sempat adu mulut sama Adhit karena Fania maksa untuk memakai mobil mereka masing-masing. Tetapi apa daya Fania yang polos jika dibandingkan dengan Adhit yang lihai dalam mengolah kata-katanya. Ada-ada saja yang keluar dari mulut Adhit saat seribu alasan yang diberikan Fania agar tidak satu mobil dengannya.

Tahu gak apa yang buat Fania jadi nurut sama Adhit dan akhirnya menyetujui untuk naik mobil Adhit? Adhit ternyata ngancam akan mencoum Fania jika dia masih menolak untuk satu mobil dengannya. Fania yang polos dan lugu akhirnya langsung berlari masuk ke dalam mobil Adhit dengan pipinya yang merona. Jika ancaman itu ditujukan kepada Shania pasti beda deh, palingan si Adhit bakal dimaki-maki habisan dan balik mengancam Adhit. Hahaha

Melihat Fania yang langsung naik mobil tanpa disuruh, membuat Adhit terkekeh kecil dengan sikap Fania itu. Jujur, sebenarnya itu hanyalah gertakan Adhit saja, karena Adhit tahu kalau Fania itu orangnya polos, lugu dan mudah percaya omongan orang.

Sedari tadi tak ada satupun suara yang keluar dari bibir Fania. Untuk mengalihkan pikirannya, Fania mengambil smarthphone di dalam tas dan membuka novel e-booknya kemudian membacanya.

Adhit mengerlingkan pandangannya kepada Fania dan mendapatinya sedang membaca sesuatu di smartphonenya itu.

"Gak rasa mual?" Tanya Adhit mengusir keheningan. Fania tidak menjawab pertanyaannya.

"Haloooo..." panggil Adhit sambil melambaikan tangan kirinya ke waja Fania.

Fania memalingkan pandangannya kesamping dan melotot ke arah Adhit.

"Fania gak mual apa?" Tanya Adhit lagi.

"Memangnya Fania hamil trus mual-mual..." jawab Fania ketus.

"Bukan gitu... Yang Adhit maksudkan itu, apa Fania gak mual baca di dalam mobil? Kebanyakan yang Adhit lihat mereka bakalan pusing dan mual kalau baca di dalam mobil." Ujar Adhit lembut.

"Kalau mual, mana mungkin Fania bakal baca kan? Iiihhhh... aneh deh. Masa gak bisa bedain sih." Kata Fania dingin dan kembali menatap layar smartphonenya untuk kembali membaca novelnya.

"Meskipun demikian, Adhit rasa gak bagus buat matanya Fani. Nanti rusak deh karena mobilnya goyang-goyang." Kembali Adhit mengerluarkan pendapatnya.

"Kata siapa? Adhit aja yang salah baca atau dengar informasinya." Ujar Fania tanpa menatap Adhit san terua membaca novelnya.

Adhit mendengus karena Fania tetap meneruskan aktivitasnya itu tanpa menanggapi perkataannya barusan.

Akhirnya, Adhit membiarkan Fania dengan aktivitasnya itu dan memilih untuk memutar lagu sebagai teman dalam perjalannya.

Sayap Pelindungmu -The Overtunes, mengalun merdu di telinga. Ini adalah lagu kesukaan Adhit dan dia tak akan bosan-bosannya untuk terus-menerus memutar lagu ini.

Saat kau jatuh...lukai hati
Dimanapun itu i'll find you
Saat kau lemah dan tak berdaya
Lihat diriku untukmu

Kapanpun mimpi terasa jauh...
Oh ingatlah sesuatu
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmu...

Saat dunia mu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmu

Saat kau takut, oh dan tersesat
Dimanapun itu i'll find you

Air matamu tak akan terjatuh
Lihat diriku untukmu

Walalu kau tak sanggup
Ku takkan menyerah
Ku ada untukmu

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang