6. Pasutri Time

119 13 0
                                    

Hari minggu, Putri bangun terlambat untuk shalat subuh, Asa tidak membangunkan nya. Tapi Asa memang selalu begitu.

Mengingat Putri bangun terlambat, perempuan itu bergegas untuk shalat subuh.

"Put,"

"Oh shalat," Asa pergi dari kamar ketika melihat Putri yang sedang melaksanakan ibadah nya.

Asa berjalan menuju kamar Awan, sudah jarang laki-laki itu menghampiri kamar sangat adik.

"Wan," Panggil Asa.

Awan menoleh, ia bertepuk tangan dengan semangat, dan menyambut kedatangan Asa dengan antusias.

"Asa! Wan, Asa... Kangen, Wan!"

"Hari ini jadwal wan ke dokter,"

Mendengar kata dokter, Awan menggelengkan kepalanya kuat, dan berteriak.

"GAK, WAN GAK, MAU, DOKTER!" Awan mengacak rambut nya prustasi.

"Dokternya yang kesini mau?" Tanya Asa, lagi dan lagi Awan menggeleng.

"Mau kamu apa?"

"Wan, nggak, dokter... Sama Asa, aja,"

Asa menghela napas panjang, "wawan harus kedokter."

"GAK MAU WAN!"

"Awana Jalaska!"

"Astaghfirullahalazim, kenapa ribut-ribut gini?" Putri datang selesai shalat, karena teriakan mereka terdengar sampai kamar apalagi kamar mereka sebelahan, Putri langsung melongos ke kamar Awan. Bahkan mukenah nya saja masih terpasang.

"Nggak, mau, dokter wan...."

"Awan!"

"Asa teriak... Jahat! Asa... Takut," Racau Awan, Putri mendekat kearah Awan lalu mengelus rambut hitam milik Awan. Sedari mereka berbicara sebenernya Putri tahu, jadi dia bisa membaca situasi sekarang.

"Awan Jalaska, mau ya? Kedokteran, bareng kak Asa sama kak Putri mau?" Tanya Putri. Awan tetap menggeleng, Asa mendekat kearah Putri mencoba memberitahu Putri bahwa usaha nya sia-sia. Tapi Putri membuat gestur tangan stop pada Asa.

"Awan kalau gak kedokter, Cibi nangis, Awan mau lihat Cibi nangis?" Awan menggeleng 'kan kepalanya, Putri tersenyum sedangkan Asa hanya melihat interaksi keduanya dengan tangan bersedekap di depan dada.

"Kalau gitu kedokter ya," Bujuk Putri. Tapi Awan tetap pada pendirian nya, yaitu tidak mau ke dokter.

Putri mengcoba untuk mengingat-ingat hal yang Awan sukai, dan ia teringat akan satu hal.

"Awan suka Naura? Kalau Awan ke dokter nanti kak Putri bawa Awan ke konsernya Naura. Mau ya?" Awan menoleh kearah Putri dengan tatapan berbinar.

"Kak, put, sa, serius? Nau, ketemu wan?" Putri mengangguk. Putri tahu Awan pernah menceritakan tentang Naura di depan nya, Naura adalah artis perempuan yang nama nya sedang meledak sekarang. Cibi itu adalah boneka kartun yang menggambarkan Naura.

Sejak kapan Awan suka Naura? Sejak Awan sering menonton televisi sendirian di rumah. Ia jatuh hati pada gadis yang menjadi action figure itu.

"Put, dia gak---" Putri menatap Asa dengan kesal sambil berdecak, Asa pun tidak jadi melanjutkan ucapan nya.

"Naura ... Mau, ketemu, Nau ... Wan mau, pergi, dokter wan," Putri tersenyum puas lalu mengusap rambut Awan gemas.

"Pinter!"

Putri menatap Asa, lalu memberikan senyuman manis nya. Asa merespon nya dengan senyum tipis.

"Clear kak, kalau gitu gue buka mukenah dulu," Pamit Putri, dan perempuan itu langsung melongos pergi dari kamar Awan.

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang