17. Quality Time

106 15 4
                                    

Keadaan Asa belum juga pulih. Tapi kali ini Putri sudah meminta izin pada Asa untuk kerja kelompok yang masih belum juga usai. Ini karena Putri sudah dua kali absen, jadi mau tidak mau Putri harus ikut hadir.

"Beneran nih gak papa?" Asa mengangguk, mata nya tetap menatap kearah depan laptopnya.

"Ck! Kalau gitu aku pergi dulu ya kak, assalamu'alaikum."

"Tunggu."

"Kenapa?" Putri yang posisi awalnya berada di depan pintu, kini balik ke arah Asa yang berada di ranjang.

Asa memberikan sebuah flashdisk kepada Putri. Putri yang menerima barang itu membuat ekspresi bertanya-tanya.

"Buat apa kak?"

"Kalau sempat di putar lagu nya. Judulnya you," Baru saja Putri mau membalas ucapan Asa, temannya memencet bel pintu dan sesekali mengetuk pintu dengan tidak santainya.

"yaudah sana,"

"Eh iya kak, Assalamu'alaikum."

Putri mengambil tangan kanan Asa, lalu menyalami nya. Putri seperti sudah terbiasa akan hal itu. Sedangkan Asa tidak. Tidak biasa dengan rasa aneh yang berdetum di jantung dengan kecepatan yang tinggi.

"Waalaikumsalam," Balas Asa ketika Putri sudah menjauh, atau bahkan sekarang sudah berada di luar.

Asa bangun dari posisi nya, dan berjalan menuju kamar Awan. Tapi suara dering dari ponsel nya yang berada di atas nakas membuat dirinya balik lagi ke kamar.

Panggilan itu dari teman nya, Jinan. Asa mengeryit, tumben-tumbenan seorang Jinan menelfon nya duluan.

"Assalamu'alaikum, Asa,"

"Waalaikumsalam. Kenapa?"

"Calon pengantin gue kabur bawa maskawin nya. Gagal nikah anjir gue,"

"Astaghfirullah, salah pilih pasangan lo, nemu dimana?"

"Di depan toko umi, langsung gue ajak nikah anak nya," Kata Jinan dengan tidak ada beban nya.

"Ba*ngan, lo ngajak nikah kayak si Danny casting penyanyi,"

"Ya gimana Sa, umi sama abi gue berantem mulu gegara poligami, yaudah mending gue nikah aja biar tu aki-aki tau diri kalau udah tua."

"Susah juga Ji. Terus gimana? Undangan kan udah lo sebar?" Tanya Asa.

"Gue cuman undang lo sama Jaka doang kok, karena gue yakin bakal kejadian kayak gini,"

"T*lol, sekarang gue harus apa?"

"Ikut menyayangkan maskawin yang dibawa kabur,"

"Jangan sampai lo terpengaruh sama pasien lo Ji."

"Emang apaan?"

"Kelainan."

"Sial---"

Sambungan diputus secara sepihak oleh Asa. Menurutnya, Jinan sudah mulai gila. Bagaimana bisa nyari pasangan hidup di depan toko umi nya? Benar-benar tidak habis pikir.

Karena tadi kegiatan nya yang mau menghampiri Awan terhenti, kini Asa kembali untuk menghampiri Awan.

Dilain tempat dan jam yang berbeda, Putri tidak fokus dengan penjelasan salah satu teman kelompok karena sibuk melamunkan Asa yang sedang apa tanpa dia.

"Put, Putri!" Lamunan Putri buyar dengan satu panggilan dahsyat oleh Olip yang notabe nya adalah ketua kelompok.

"I-iya kenapa?"

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang