Putri dan Asa sekarang sedang berada di pernikahan Jaka dan Abel sekarang. Akhirnya, Putri bertemu Awan. Tidak di pungkiri lagi Putri sangat rindu dengan adik ipar nya itu.
Putri sedang berada di salah satu meja tamu untuk nya. Dia tidak sendiri, alias bersama Awan, dan juga Jinan. Asa pergi ke ruangan mempelai pria nya, sedangkan Jinan tidak.
"Kak, gak ikutan ke ruangan mempelai pria nya?" Tanya Putri.
"Gak, udah ada Asa."
"Btw kak, nikah nya kapan?"
"Lo belum tau dari Asa? Gue 'kan gak jadi nikah, calon nya kabur bawa maskawin," Ucap Jinan dengan enteng nya, seperti tidak punya beban.
"Astaghfirullahalazim, kok bisa?"
"Ya resiko ngajak orang asing nikah, ada alasan lain sih kenapa gue ngajak nikah orang gak di kenal nikah tiba-tiba."
Putri mengangguk dan menatap Jinan miris sekaligus kagum. Kehidupan nya sangat santai, seperti hanya dia yang menikmati dunia.
"Gimana lo sama Asa?" Tanya Jinan sebaliknya pada Putri.
"Baik-baik aja sih, sekarang makin dekat gue rasa, hahaha," Ucap Putri dengan canggung.
"Kalau di dekat Asa tuh harus pinter-pinter peka sama keadaan. Love language nya Asa act of service. Dia tipikal orang yang kalau apa-apa pakai tindakan bukan omongan. Kalau lo ngerasa tindakan nya ngasih lo perhatian, gue yakin dia suka lo," Kata Jinan dengan jelas.
Putri terdiam dan tampak berfikir, memang akhir-akhir ini Asa terlihat lebih perhatian walau harus tsundere. Mungkin kalau ada waktu, Putri ingin mencoba untuk memastikan nya.
"Gimana? Ada tanda-tanda?" Tanya Jinan.
"Apa sih kak, yaAllah,"
Tiba-tiba saja, Asa datang menghampiri mereka dan merangkul Jinan. Dia datang bukan tanpa alasan, tapi ingin meminta bantuan pada Jinan.
"Ji, tolong backup MC nya, tadi Jaka dapat info kalau MC nya masuk rumah sakit," Kata Asa.
"Resiko anak ekstro ya gini, yaudah duluan Put!" Pamit Jinan.
"Iya kak," Balas Putri. Tentu interaksi itu tidak luput dari penglihatan Asa.
Putri sekarang sedang menemani Awan, awalnya Putri di pilih sebagai bridesmaid nya Abel, tapi ternyata bridesmaid untuk mempelainya kelebihan, dan Putri mengalah untuk keluar. Dia juga ingin bermain dengan Awan yang di bawa oleh Jinan kesini.
Sudah lumayan lama tidak berjumpa, pungucapan Awan sekarang sudah lumayan membaik, mungkin karena Jinan yang merawatnya, entahlah Putri tidak tahu tentang dunia psikater.
"Awan, kangen Resa gak? Di cariin terus loh sama Resa," Kata Putri. Mata Awan berbinar menatap Putri.
"Iya?" Tanya Awan pada Putri. Putri membalas pertanyaan Awan dengan anggukan.
"Iya, katanya pengen main sama Wawan," Kata Putri.
"Wan juga ... Mau main sama Eca," Putri mengeryit, eca siapa? Pikirnya.
"Cek ... cek, ekhm, satu dua tiga anak ayam, ok cukup. Selamat pagi menjelang siang semua nya. Pertama-pertama saya ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besar atas bapak atau ibu yang mau hadir dalam acara berharga dari kawan saya Jakantara dan juga Abelia."
Atensi Putri beralih kearah Jinan yang sedang mengemc di atas panggung.
"Baik kita langsung saja masuk ke acara utama yaitu, pengantaran kedua mempelai ke meja ijab qobul. Di mulai dari mempelai pria, di susul oleh mempelai wanita. Mari kita panggilkan mereka, untuk mempelai Pria silahkan masuk ke tempat acara,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanfictionPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...