23. Keluar

99 10 1
                                    

Sepulangnya para tamu dari rumahnya Asa, Putri langsung berpamitan dengan Ada untuk berbelanja ke supermarket untuk membeli belanja bulanan dengan kartu ATM milik Asa.

"Sendirian?"

"Iya," Jawab Putri sambil menghidupkan motornya.

"Beneran? Gak mau di temenin aja?" Tanya Asa sekali lagi yang khawatir mengingat langit yang sudah memperlihatkan warna ke jinggaan.

"Nggak kak."

"Berangkat dulu, assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam."

Putri keluar dari perkarangan rumah dengan motor baru yang dibelikan oleh Asa. Ia bersenandung kecil saat berada di jalan. Sejujurnya ia sangat rindu mengendarai sepeda motor, setelah beberapa tahun terus menebeng pada temannya, Zila.

Tujuan utama Putri akhirnya sampai. Ia memarkirkan motornya, dan berjalan masuk kedalam supermarket. Putri mengambil troli yang tersedia dan mulai membawa nya berkeliling untuk membeli apa saja yang dia butuhkan.

Tiba nya Putri di deretan snack, ia tidak sengaja bertemu dengan sepupu jauhnya yang masih dia ingat sampai sekarang.

"Iz?"

"Kak Putri? Apa kabar kak Putri, astaga!" Orang yang di panggil Iz oleh Putri itu langsung membawa Putri ke pelukan nya dan mengajak wanita itu cepika cepiki.

"Baik, alhamdulillah. Izkaldra gimana kabarnya?"

"Baik juga kak! Maaf ya kak, waktu itu sibuk jadi gak bisa hadir di acara pernikahan kakak. Anu deh---emm ... Gimana ya? Iz gak bawa apa-apa buat hadiah," Kata Izkaldra sambil mencari sesuatu di tas slempangnya.

"Eh gak papa Iz, santai aja. Mama gimana kabarnya?" Tanya Putri basa-basi.

"Mama baik kok kak, kadang penyakitnya kambuh lagi sih, tapi masih bisa di tangani. Dan sekarang alhamdulillah udah sehat."

"Kalau pacar, gimana Iz? Udah punya?"

"Astaghfirullahalazim kak, tapi lagi naksir kak Yarsa sih. Kating jurusan kesenian."

Putri terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Yarsa ya? Kayaknya suami kakak kenal deh, dia ambil jurusan kesenian juga dulu," Kata Putri.

"Eh kak! Astaga, gak boleh cupaps loh!"

"Santai Iz, astaga. Cuman bercanda doang itu mah, kakak aja gak tau kalau suami kakak kenal dia. Orang udah sarjana lumayan lama," Kata Putri sambil menghitung di dalam kepalanya.

"Emang nama suami kak Putri siapa sih? Siapa tau aku kenal, soalnya aku sering main-main ke fakultasnya,"

"Asa, Asahirul Jamil. Kenal?" Iz menggelengkan kepalanya.

"Gak kenal sih, tapi kayaknya kak Yarsa kenal. Oh iya kak! Kita kan satu kampus nih. Coba dateng dong ke pensi tahunan kampus. Ajak suami nya juga gak papa, ini event wajib tiap tahun, jadi harus meriah. Bakal ada artis juga yang tampil. Bisa di lihat di situ," Izkaldra memberikan poster pada Putri dan di Terima dengan baik oleh Putri.

"Tiketnya gimana?"

"Kalau kakak jadi pergi, nanti Iz kasih tiket yang VVIP buat kak Putri, tinggal kirim pesan ke Iz aja kalau mau ikutan," Kata Izkaldra dengan mantap.

"Oke deh, kakak pikir-pikir dulu."

"Oke, eh! Udah dulu ya kak Putri, mama nelfon nih," Ucap Izkaldra sambil menekan icon hijau dari mamanya. Setelah mendapatkan anggukan dari Putri, barulah Iz berlari menuju keluar.

"Kasihan anaknya, tiap hari dapet telfon dari rumah sakit," Putri kembali mendorong troli itu kedepan.

Putri selesai belanja saat adzan magrib selesai berbunyi. Dia menaruh belanjaannya ke atas pantry dapur dan menaruh poster pensi yang berikan oleh sepupunya itu. Dengan kebetulan Asa lewat sehabis berwudhu.

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang