Asa melirik kearah Putri yang sedang memasang hijab sembari menonton tutornya.
"Itu jilbab yang ke-lima," Ucap Asa.
Putri menoleh kearah Asa, lalu memberikan tatapan tajam pada Asa. Asa yakin Putri dalam mode singa, atau tidak bisa di ganggu.
"Kak Asa gak kerja?" Tanya Putri.
"Nggak, males," Jawab Asa.
Karena bosan, Asa pergi menuju kamar Awan. Sekelebat bayangan tentang ucapan Jinan tergiang di telinga Asa.
"Awan kembali normal sekarang kesempatan nya sedikit, karena saraf di otak nya," Ucap Jinan tempo hari.
"Awan," Asa membuka pintu kamar Awan, dan masuk kedalam. Awan seperti biasa melakukan kebiasaan nya, yaitu mengetuk meja menggunakan kepalanya.
"Awana Jalaska."
Awan yang tadinya mengetuk meja menggunakan kepala nya kini diam, dan tidak melakukan hal tersebut.
"Awan masih ingat mama?" Tanya Asa.
"Ma ... Mama? Nggak, mama gak suka Awan," Kata Awan.
"Awan mau ketemu mama gak?" Awan menggeleng dengan keras, sambil mengucapkan kalimat berulang.
"Mama gak suka Awan," Itu kalimat yang di ucapkan Awan berulang kali.
"Awan kangen mama?"
"Nggak, wan, nggak, mama gak kangen, Awan juga gak," Asa menghela napas panjang, lalu sebuah panggilan masuk ke ponselnya, dengan segera Asa mengangkat telfon tersebut.
"Waalaikumsalam Dan, kenapa?"
"Lihat berita, sekarang, saat ini juga, right now."
"Ok, wait, matiin aja,"
Sambungan di putus, lalu Asa bergerak menuju ruang tamu, dan menonton berita.
"Kabarnya, lagu milik Ash yang akan di luncurkan adalah karya asli milik Ntop. para penggemar dari kalangan Ash manaikkan hastag---"
Televisi itu langsung dimatikan oleh Asa dan ia segera menelfon orang yang tadi menelfon nya.
"Lo udah lihat beritanya?"
"Siapkan pengacara,"
"Oke Sa,"
Asa bergegas menuju kamar nya, tidak mengganti pakaian dan hanya memakai jaket saja, mengambil dompet dan juga kunci mobil, lalu ia pergi dari rumah.
"Kak Asa mau pergi kemana? Kok buru-buru banget sih? Kayak masalah serius, ah terserah deh, ini pentul nya mau ku taruh di bagian mana ya?" Monolog Putri.
Percayalah itu sudah jilbab ketiga belas yang di gunakan Putri.
Ketika jilbab yang ke lima belas, Putri merebahkan badan nya ke ranjangan miliknya, badan nya pegal duduk terus menerus menonton tutorial memakai jilbab.
"Haduh, susah juga nyari tipe jilbab yang cocok, sekarang udah ketemu, bismillah istiqomah," Kata Putri.
Putri membuka ponsel milik nya, dan melihat banyak sekali pesan yang masuk, bahkan beberapa panggilan dari Zila.
[Zila]
Put, baca grup, pengumpulan tugas jam dua siang ke dosen nya langsng.
[Class 1E]
62+ gimana nihPutri mengeryitkan dahinya, membaca pesan demi pesan dengan seksama dan barulah dia panik.
"Astaghfirullah untung dosen, tugas sebanyak ini dl jam 2? yaAllah," Dengan segera Putri mengambil laptopnya, lalu mulai mengerjakan tugas nya dengan segera. Semoga saja dia keburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanfictionPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...