Ruang makan terasa hening dan canggung, hanya terdengar suara piring serta sendok yang saling bertabrakan. Baik Asa maupun Putri hanya terdiam.
"Mau kemana?" Tanya Ada ketika melihat Putri yang bangun dari posisi duduknya.
"Mau buat susu," Jawab Putri seadanya.
"Buat siapa? Awan?" Putri diam di tempat. Dia merasa bodoh karena lupa kalau Awan sudah pindah ke rumah abi dan umi.
Kini Ada bangun dari kursinya. Dia mengambil susu kotak yang berada di kulkas. Dan memberikan susu tersebut pada Putri.
"Nih," Asa menyodorkan susu kotak pada Putri.
"Tapi aku ga minum susu kak...."
"Gapapa, bocil masih dalam pertumbuhan. Pergi dulu ya, assalamu'alaikum," Putri menyalami tangan Asa dengan wajah polos yang masih bingung akan situasinya. Bahkan setelah kepergian Asa, dia masih terdiam.
"Gue kenapa ya? Aduh pipi gue panas lagi. Apa kena saus tadi kali ya? Kok hawa nya agak hangat sih, biasanya dingin. Apa yang hangat ya?" Gumam Putri yang bahkan terdengar seperti komat kamit.
"Eh! ini ... gue ke kampus gimana? kan kak Asa udah pergi."
***"Gara-gara lo anjir Zil! Kita jadi ngegeret motor mogok!"
"Kok gue sih?" Ucap Zila yang tak terima.
"Coba aja tadi lo mau pake motor gue, ya gabakal mogok!"
"Loh... Loh... Bukannya lo sendiri tadi yang bilang motor lo rusak?"
"Aduh mbak, daripada adu mulut, mending lanjut geret motornya."
Putri dan Zila menoleh kearah lelaki yang berbicara. Mereka berdua menatap lelaki dengan pakaian anak punk berserta rambutnya yang gondrong itu dengan sinis.
"Mas nya lebih parah cuman lihatin kita berdua debat! Gak punya rasa kemanusiaan ya masnya?"
"Aduh maaf mbak, bukannya gak mau bantu ya. Tapi saya ini ada acara, harus manggung."
Putri menatap "mas aduh" Atau mas-mas tersebut dari atas sampai bawah. Ia menatap remeh kearah lelaki itu.
"Manggung? Pake motor vespa butut?" Ucap Putri dalam hati.
"Mbak, aduh ... saya bener-bener harus pergi."
"Yaudah tinggal pergi, mana sini KTP nya. Masa habis nabrak, main pergi gitu aja."
"Tapi kan itu karena mbak nya yang diem di tengah jalan. Jadi bukan salah saya dong, mbak," Kata lelaki itu membela diri.
"Ya gamau tau, siniin KTP nya."
Mau tidak mau, Laki-laki tersebut mengeluarkan KTP nya. Dan langsung saja, Putri mengambil nya.
"Kalau saya kenapa-napa, mas nya harus siap tanggung jawab."
"Aduh mbak, yaudah saya duluan. Arak-arak bae nine-nine ne," Gumam lelaki tersebut sebelum pergi. *ada-ada saja cewek-cewek ini.
Lelaki tersebut pergi sesuai perkataan nya. Dan meninggalkan KTP nya di tangan Putri dan juga Zila.
"Cowo aneh!" Ujar Zila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanfictionPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...