13. first love Asa

102 17 2
                                    

Hari ke hari, Putri sudah mendapatkan banyak tugas dari kampus, begitupun Asa yang tengah sibuk mengurus masalah pekerjaan nya. Membuat Awan sering kali di titipkan pada Jinan.

"Kak Asa, gue hari ini ada jadwal, Awan di titip 'kan ke kak Jinan lagi?" Asa menggeleng.

"Nggak perlu, biar gue yang nemenin," Kata Asa. Putri mengangguk, lalu bersiap pergi ke kampus.

"Pergi sama siapa?" Tanya Asa.

"Sama temen, cewek kok," Ucap Putri dengan lengkap, nanti Asa overthinking kan gak lucu.

"Oke, Hati-hati."

Setelah selesai bersiap dan jemputan datang, Putri langsung pergi menuju kampus. Asa duduk di depan televisi sambil memakan camilan nya.

"Berita terkini, kabar lagu milik Ash yang akan diluncurkan pada minggu depan adalah karya asli milik Ash sendiri. Kabarnya Ntop di tuntut oleh Ash saat ini,"

Asa mengeluarkan smirk nya. Ia mengambil ponsel nya lalu menelfon patnernya yang selalu membantu nya.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, kenapa? Masalah kan udah beres."

"Gue cuman mau bilang thank you," Sambungan di putuskan oleh Asa secara sepihak. Mungkin hari ini hari bahagia nya, mungkin (?)

"Asa, susu, mau Wan...."

Asa bangun dari posisi duduknya, menarik tangan Awan pelan dan mengajaknya ke dapur. Ia membuatkan susu untuk Awan. Awan melihat Asa dan sesekali bergumam sendiri.

"Awan yakin gak mau ketemu mama?" Tanya Asa.

Tatapan mata Awan tajam, seperti tidak suka dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Asa.

"Gak suka, Asa, mama,"

"Masa Wawan mau terus tinggal disini, Asa juga punya keluarga Asa sendiri nanti," Kata Asa. Awan diam.

Kata-kata tersebut dapat membuat Awan terpaku diam, ada rasa sesak di dada nya saat mendengarkan perkataan Asa.

"Tapi wan, mama, gak mau ketemu!" Sarkas Awan. Asa menghela napas, abinya harus tau keberadaan Awan bagaimana pun itu.

"Gak mau kenalan sama abi?" Tanya Asa sekali lagi. Awan menggeleng dengan kuat. Bahkan saking kuatnya, Asa sampai takut kepala Awan copot.

"Abi pasti jahat, jahat, gak suka, kayak ... Papa? Papa jahat! Gak suka wan ... Suka Asa, mama, gak suka."

"Awan Jalaska, diam dan minum susunya!" Ucap Asa sambil memberikan susu hangat yang di buat nya ke Awan.

Awan keras kepala. Jadi susah di bujuk nya, bagaimana pun itu. Sama sih seperti Asa yang juga keras kepala.

Bel rumah Asa berbunyi, tanda nya ada orang yang bertamu, saat Asa buka terlihat dua orang yang sedang beradu mulut dan satu orang yang memainkan ponselnya.

"Heh bocah, kamu tuh harus sopan sama yang lebih tua,"

"Daritadi saya udah sopan loh sama paman, ck!"

"Nah nah, itu gak sopan nama nya berdecih di depan orang yang lebih tua,"

"Jaka, udah ngalah sama anak kecil," Jinan yang sedari tadi memainkan ponselnya kini menasehati Jaka untuk berhenti beragumen dengan Resa.

"Halo kak Asa, saya mau ketemu Awan," Ucap Resa dengan senyum manisnya.

"Gue mau ketemu lo Sa, ada yang mau gue omongin," Kata Jaka yang menimpali setelah ucapan Resa. Resa menatap sinis kearah Jaka, dan di balas juluran lidah oleh Jaka.

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang