"Bawa apa lagi ya? Hm... Oh! Jaga-jaga bawa roti Jepang deh, bulan ini kan belum dapet."
Seperti yang di ketahui, hari ini Putri dan Asa akan berkunjung kerumah orang tua nya Putri. Kali ini bukan sekadar sekali kunjungan, tetapi sampai menginap.
"Sudah Put?" Asa muncul entah darimana nya dengan kanebo ditangan nya.
"Belum. Habis dari mana kak?"
"Cuci mobil. Gue mau nanya," Kata Asa
"Aku!" Tegas Putri yang mengoreksi ucapan suaminya.
"Maaf. Aku mau nanya, nanti disana kita tidurnya gimana?"
"Ya gimana lagi? Sekamar lah, karena aku nggak punya kamar dua. Tapi aneh juga nanti kalau di lihat bunda sama ayah. Udah nikah kok pisah ranjang."
"Ok."
Asa pergi dari sana setelah selesai bertanya. Tapi Putri bisa melihat wajah Asa sebelum pergi, dimana telinga nya memerah.
Prangg
"Kak Asa! Suara apa itu besar sek--- ah? Kakak nggak kenapa-napa?" Asa menoleh kearah Putri yang menghampirinya. Mereka berdua terdiam kalau melihat pot bunga yang berada di meja jatuh pecah.
"Astaghfirullahalazim... Sini biar aku beresin," Putri mengambil apa saja yang di perlukan ke dapur, lalu balik lagi untuk membersihkan pecahan pot kaca bunga tersebut.
"Kak Asa kenapa sih? Apa kak Asa nggak mau nanti tidur sekamar sama aku? Kalau gitu nan---"
"Bukan."
"Terus kenapa?"
"Intinya bukan karena itu," Jawab Asa dengan cepat.
"Kalau gitu kenapa?" Tanya Putri yang masih saja penasaran dengan alasan Asa.
"Gausah di bahas."
Asa pergi meninggalkan Putri sendiri yang sedang membereskan kekacuan yang di hadapinya.
"Kak Asa lucu banget sih? Bisa-bisanya dia nggak nyadar kalau salting. Mana kek kanebo kering lagi kalau salting. Aslian pengen gue cium!" Putri memegang pipi nya yang memanas karena teringat kelakuan lucu Asa hari ini.
"Yah semoga gue bisa buat kak Asa jatuh cinta. Karena gimana pun, gue cuman mau nikah sekali doang dalam seumur hidup."
Setelah menyelesaikan kekacuan tersebut, Putri kembali bersiap-siap. Begitupun Asa yang sedang berada di kamarnya.
***
"Assalamu'alaikum!"
"Loh kok sepi ya?" Putri mengedor pintu rumahnya, sesekali berteriak dengan keras. Lalu salah seorang tetangga rumah nya menghampiri mereka.
"Neng Putri? Bener?" Tanya Bu Wina. Tetangga ya sering membantu keluarga Putri.
"Bener Bu Win. Ini bunda sama ayah kemana?" Tanya Putri.
"Pergi neng, mereka pergi ke rumahnya bu inces. Suami nya meningg dunia pagi ini," Jawab bu Wina.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun,"
"Kalau begitu terima kasih ya bu Win. Bu Win mau pergi ke rumah bu Inces?" Bu Wina mengangguk sebagai balasan.
"Yasudah ibu duluan saja. Nanti saya pergi bareng suami kesana," Kata Putri sambil melirik kearah Asa.
"Kalau begitu assalamu'alaikum Put,"
"Waalaikumsalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
Fiksi PenggemarPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...