Asa dalam perjalan menuju rumah tante Uyun dengan Awan di sampingnya yang duduk rapi berserta bonekanya. Sesekali Asa mengajak Awan bebicara atau terkadang Awan yang bercerita banyak hal pada Asa.
"Kemarin Wan ... Wan lihat robot lucu, lucu! Mau deh Wan, robot lucu...."
"Nanti beli,"
Awan memekik bahagia ketika mendengar ucapan Asa yang terdengar meyakinkan.
"Kapan... Wan ... Wan kapan dapet robot, lucu robot?" Tanya Awan sambil melirik kearah Asa yang fokus menyetir mobil.
"Pulang dari rumah Jaka."
Awan mengangguk dengan senang, ia mengambil ipad miliknya, lalu menonton kartun robot dengan volume yang besar. Asa tersenyum tipis dengan tatapan fokus ke depan, tanpa dia tau kalau Jaka mengirimi nya beribu-ribu pesan di ponselnya.
Sampailah Asa dan Awan di rumah tante Uyun, tante Uyun mempersilakan mereka dengan baik. Apalagi, Awan yang langsung memeluk tubuh tantenya tersebut.
Jaka yang sedang libur bekerja menyenggol tangan Asa cukup kuat, hingga membuat pria tersebut mengalihkan pandangannya menuju Jaka.
"Lo kok kesini sih Sa?" Tanya Jaka dengan ringisan pelan.
"Lah, Mabok lo? Dari minggu lalu juga gue udah izin mau kesini. Kenapa lo?" Sewot Asa ketika mendengar lontaran pertanyaan Jaka.
"Gak ada sih... Perasaan gue kayak gak enak gitu," Ucap Jaka jujur. Ia merasakan akan ada sesuatu yang terjadi dan hal tersebut sudah pasti tidak mengenakan.
"Lah, punya perasaan juga lo."
"Sialan lo!"
"Hahahaha, Abel kemana?" Tanya Asa basa-basi. Setelah sekian lama berdiri sambil ngobrol berdua, kali ini mereka berjalan menuju sopa ruang tamu, dan duduk disana.
"Kerjalah," Balas Jaka.
"Lo gak kerja?" Tanya Asa.
"Lah lo sendiri gak kerja, kenapa tuh?" Balas Jaka yang menjadi boomerang baginya.
"Ambil jatah libur gue," Balas Asa dengan singkat menjawab pertanyaan berulang dari Jaka.
"Gue mah bolos," Kata Jaka dengan nada yang menyombongkan dan dada yang di busungkan.
"Bolos kerja kok bangga,"
"Ck—"
"Assalamu'alaikum!" Jaka dan Asa serempak menoleh kearah pintu utama, mereka tidak asing dengan suara ini.
Uyun keluar dari dapur dengan Awan yang mengintilinya di belakang, dan saat itulah Umi dan Abi melihat Awan disana.
***
Putri duduk di antara ibu dan anak yang masih merasa sedikit canggung atas kejadian tadi. Sang ayah sedang berbincang dengan iparnya. Karena Putri merasa mereka berdua membutuhkan waktu berdua, dia bangun dari duduknya. Namun, satu tangan menahan pegelangan Putri.
Putri menundukkan kepalanya dan mendapati Asa yang menggelengkan kepala nya, pertanda tidak mau di tinggal. Akhirnya ia kembali duduk di antara keduanya. Cukup lama mereka berdiam diri berdua, hingga Umi memecahkan keheningan.
"Dimana kamu sembunyikan Awan selama ini nak?" Tanya Umi dengan lembut pada anaknya.
"Di rumah Asa," Balas Asa sekadar nya.
"Berapa lama?"
"Sudah sangat lama."
"Buat ngurus Awan gak di pungkiri butuh uang yang banyak, kamu dapet darimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanfictionPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...