"Kak Asa, Awan nya aman 'kan di kamar?" Tanya Putri yang sedang memasak nasi goreng di pagi hari.
"Aman."
Semenjak kejadian hilang nya Awan kemarin, Putri tidak henti-hentinya memeriksa keberadaan Awan. Ia takut kalau anak itu akan kabur lagi dari rumah.
Selain dari itu Putri juga memperhatikan suasana hati Asa yang terlihat tidak bagus.
"Kak Asa hari ini kerja?" Tanya Putri yang di balas anggukan oleh Asa.
"Oke, aku siapin bekal aja ya kak. Oh iya aku nanti ada kerja kelompok, dua makalah, gak papa 'kan?" Tanya Putri. Asa mengedikkan kedua bahunya.
"Kenapa harus gak boleh?" Jawab Asa, dingin sekali jawaban nya.
"Okey kalau gitu,"
Seperti biasa, Asa kerja dan Putri ngampus, berhubung Resa tidak sekolah, jadi Resa yang menemani Awan di rumah.
Ada satu hal yang berbeda, yaitu Asa berangkat bersama Putri. Putri yang selalu di antar dan jemput oleh Zila kita di antar dan jemput oleh Asa. Kata Asa tadi begini, "lo punya suami, guna nya gue jadi suami apa?" Saat itu juga perut Putri mulas dan merasakan sesuatu yang hangat di perut nya.
"Pulang jam?" Tanya Asa tiba-tiba.
"Aku langsung kerja kelompok nanti kak, jadi aku gak tau bakal pulang kapan, kalau mau di kunci pintu rumah, kunci aja gak papa," Kata Putri.
"Gak perlu," Putri Mengangguk-anggukankan kepala nya mendengar balasan Asa.
Sampailah mereka di kampus, Putri pamit dan menarik tangan kanan Asa, menyalami nya lalu mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam," Telinga Asa kondisi nya sekarang sudah sangat merah.
Asa pun berangkat bekerja, ada lagu baru yang harus dia buat, seketika ia mendapat ide lagu baru.
===
Asa pulang kerumah lebih awal sekitar jam 5 sore, tapi Putri tak kunjung pulang. Membuat Asa sedikit khawatir. biasanya kalau dia pulang kerja, pasti ada Putri yang sekadar memanggilnya.
"Kak Asa lagi nunggu mbak Putri ya?" Asa diam tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Resa. Resa yang pertanyaan nya tidak dijawab memilih kembali bermain dengan Awan.
"Awan pernah cerita sesuatu ke kamu tidak?"
"Nggak sih kak, kenapa?" Asa menggeleng, dan kembali menatap kearah pintu utama. Posisi nya Asa sedang duduk di salah satu sofa ruang tamu sembari menaruh tangan bersedekap dada. .
"Sibuk ya mbak Putri," Kata Resa.
"Res, lihat, wan bagus punya!" Ucap Awan sambil mengoyang-goyangkan tubuh Resa.
Asa masih memperhatikan pintu utama menunggu kehadiran seseorang datang, tapi bukan nya datang, Resa malah pergi.
"Kak saya pulang dulu ya, hari ini ada jadwal latihan bakset di gor," Asa menganguk. Setelah Resa pergi, Asa mengajak Awan masuk kedalam kamar.
Bahkan setelah membawa Awan ke kamar, Asa menunggu kedatangan Putri dengan posisi yang sama seperti tadi.
Panggilan Adzan terdengar, Asa mengambil air wudhu lalu melaksanakan ibadah nya.
Asa merasakan rasa kantuk yang luar biasa sekarang, dan jangan lupakan kepala nya pusing dan berat. Membuat Asa terkapar diatas ranjang. Tidur hanya sebentar dan harus bangun lagi untuk shalat isya' dan Asa menyadari satu hal, istrinya belum juga pulang.
Selesai melaksanakan segala kewajiban nya, ia tertidur diatas ranjang.
===
Putri baru pulang jam sepuluh malam lebih. Pertama-tama Putri mengechek kamar milik Awan, apakah anak lelaki itu masih ada di kamar atau tidak, dan alhamdulillah nya masih dan sedang terlelap sekarang.
Lalu selanjutnya, Putri masuk kedalam kamar, tapi hawa kamar ini terkesan panas. Putri pergi mengambil air wudhu, lalu melaksanakan shalat isya', setelah itu barulah dia bersiap tertidur.
Baru mendudukan bokong nya ke ranjang, Putri bisa merasakan hawa panas. Putri menoleh kearah Asa yang sedang tertidur dengan kerutan di dahi nya, dan keringat dimana-mana.
Putri yakin kalau Asa demam, jadi dia mengambil air dan juga kain. Ia mengompres dahi Asa, se-sekali juga menyisir rambut Asa.
"Kak Asa sakit aja ganteng, eh kak Asa gak ngapa-ngapain aja ganteng," Kata Putri yang bergumam sendiri.
"Kak, tau gak? Tadi dosen nya rese banget, gak ngejawab aku kena marah, di jawab malah makin marah, mau nikah ajalah aku, eh aku kan udah nikah, yaAllah...."
"Kak, pasti seru kalau kita cerita-cerita selesai ngelakuin aktifitas yang gak bersamaan. Tapi kak Asa mau gak ya? Pasti nya gak mau, hehe," Putri mengoceh terus-menerus, bahkan sampai Asa se-sekali bergerak tidak nyaman.
"Kak aku penasaran sama first love nya kak Asa siapa, pasti beruntung banget disukain kak Asa, tapi kok dia bisa-bisa suka sama orang lain? Kasian kak Asa,"
"Diem, jangan berisik."
Putri membukatkan mata nya, terkejut, ternyata Asa mendengar ocehan nya sedari tadi.
"Kak? Jadi kak Asa daritadi dengerin aku ngoceh? Hah gim---" Tangan Putri ditarik, hingga membuat Putri jatuh tiduran di kasur, Asa merengkuh tubuh Putri kedalam pelukan nya dari belakang.
Putri merasa benar benar panas. pertama karena salting, dan yang kedua karena Asa yang sedang demam.
Tapi lama-kelamaan Putri nyaman dan malah tertidur di dalam pelukan Asa. Putri membangunkan Asa untuk shalat subuh. Suhu badan Asa tidak separah semalam jadi masih aman.
"Kak Asa, shalat dulu yuk," Asa mengangguk, lalu bangun dari ranjang nya. Nyawa tidak benar-benar terkumpul dengan baik.
"Kalau gak kuat, tayamum aja," Kata Putri yang di balas anggukan oleh Asa.
Selesai shalat, Asa langsung tertidur kembali ke ranjang, Putri yang ingin bersiap-siap untuk kerja kelompok tertahan oleh salah satu oknum berinisial A.
"Mau kemana?" Tanya Asa.
"Mau kerja kelompok lah, emang kak Asa gak kerja?" Tanya Putri yang dapat gelengan dari Asa.
"Kerja dengan kondisi kayak gini? Tenang gue udah izin kok," Ucap Asa untuk memastikan ucapan Asa benar atau tidak. Siapa tau Asa mengada-ngsda saja.
"Yaudah, aku mau pergi dulu ya ke kampus."
Asa menahan lengan Putri, seperti tidak mau lepas dengan perempuan itu. Putri menatap Asa dengan tanda tanya.
"Kenapa sih kak?" Tanya Putri.
"Jangan pergi, diam disini aja, izin gak ikut kerkom. Masa SUAMI lagi sakit malah di tinggal," Kata Asa, yang mengucapkan kata suami, dengan penekanan di nada.
"Terus aku harus apa kak?" Tanya Putri.
"Diam disini," Kata Asa. Karena Asa sudah mengatakan hal tersebut, Putri memberikan pesan kesalahan satu teman kelompok nya, meminta maaf karena tidak dapat hadir mengerjakan bagian nya dirumah.
"Tuh udah kak," Kata Putri. Tapi Asa sudah diam yaitu sudah tertidur lagi. Putri mengusap rambut Asa, memberikan kenyamanan untuk Asa, agar tidurnya semakin nyenyak. Selain itu, Putri mengerjakan sebagian tugas nya sembari mengelus rambut Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanfictionPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...