3. Keluarga Besar

112 18 9
                                    

"Uma ngajak makan malam," Ucap Asa tiba-tiba. Putri yang sedang menyantap sarapan nya tersentam dengan ucapan Asa yang tiba-tiba.

"Gue doang kak?"

"Sama gue."

"Gue hari ini ada kuliah kak, dari siang sampai magrib," Balas Putri.

"Fakultas?" Tanya Asa, masih sama dengan tatapan datarnya.

"Pendidikan," Balas Putri. Kali ini perempuan itu mendapatkan anggukan dari Asa.

Setelah itu, tidak ada lagi pembahasan disini. Sampai Asa berangkat bekerja, barulah Putri mulai berbicara pada diri nya sendiri.

"Tuh anak pas kecil nyemilin kulkas ya? Ngucap terus bawaan nya kalau di dekat dia. Btw Awan lagi apa ya? Mumpung gak ada si kakak, bolehlah tengok-tengok adik ipar."

Putri berjalan menuju kamar Awan. Baru berdiri di depan pintu nya saja sudah terdengar suara Awan yang sedang berbicara sendiri.

"Lagi apa?" Putri tersentak untuk kedua kali nya pada orang yang sama. Kalau di lagu jatuh cinta, versi Putri tersentak.

"Loh kak Asa kok gak kerja? Libur?"

"Lo ngapain?" Seperti biasa. Bukan nya menjawab, Asa malah menanyakan pertanyaan ke lawan bicara nya.

"Mau ke kamar? Emang kenapa?" Asa tidak menjawab pertanyaan Putri dan malah langsung melongos ke kamar, seperti nya Asa meninggalkan sesuatu.

"Cari apa kak?" Tanya Putri ketika masuk ke kamar, lalu melihat Asa yang sedang mencari sesuatu.

"flashdisk."

Begitu barang yang di cari oleh Asa di sebutkan, Putri ikutan mencari ke berbagai tempat. Tapi baik Putri maupun Asa tak kunjung menemukan flashdisk.

"Oh...."

Asa keluar dari kamar, lalu berjalan menuju kamar Awan. Putri mengikuti Asa dari belakang, melihat apa yang akan dilakukan oleh Asa.

"Wan, kotak punya Asa mana?" Awan tersenyum ke arah Asa, lalu langsung berubah masam lagi.

"Wan.. Ini.. Kotak Asa," Awan menyerahkan flashdisk milik Asa ke pemilik asli nya. Lalu Asa mengelus rambut hitam milik Awan, setelah nya pergi darisana.

Tentu saja meninggalkan Putri yang berada di kamar Awan. Putri sebelum pergi dari kamar Awan, ia mengajak laki-laki itu untuk berbicara.

"Awan lagi apa?" Tanya Putri.

"Wan... Cibi, cibi main, wan...," Ucap Awan sambil memeluk boneka nya yang berwarna putih.

Putri menunjuk boneka Awan. Lalu berkata, "ini nama nya Cibi?" Mengangguk dengan kuat.

"Wah lucu... Kalau gitu kakak izin pamit ya," Putri tersenyum lalu melangkahkan kaki pintu. Tapi, Awan menahan lengan pakaian Putri.

"Awan mau kakak disini?" Awan megangguk dengan semangat. Begitulah bagaimana Putri menghabiskan waktu nya sambil menunggu waktu untuk kuliah. Dengan mengajak Awan berbicara.

Sudah siang, dan Putri langsung melaksanakan ibadah nya. Setelah itu dia mandi dan bersiap-siap untuk menuju kampus nya.

Hari ini ini dia berangkat ke kampus dengan salah satu teman nya, lebih tepatnya teman perempuan nya.

"Lama!" Protes teman nya.

"Sabar Zil, tadi gue nemenin adik ipar dulu," Ucap Putri. Teman nya ini yang satu-satunya mengetahui bahwa Putri sudah menikah.

"Ck! Dulu SMA sering ngevape, eh sekarang udah nikah aja. Mana sama anak-Nya pak ustadz," Cibir Zila.

"Kak Asa gak sealim yang lo kira anjir," Balas Putri, mencoba menyakiti Karin agar tidak terlalu percaya dengan gelar 'anak ustadz', padahal mereka sama saja.

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang