11. Hari-hari biasa

109 14 3
                                    

Malam itu, seorang gadis kecil sedang mengikuti Putri dari belakang. Gadis kecil itu adalah Cila. Cila tidak sengaja melihat Putri yang mengendap-endap pergi dengan mengikuti Asa dari belakang.

"Itu kakak yang sering ngaji disini kan? Ngapain dia ngikutin kak Asa?"

"Cila!"

"Thoriq ngapain disini? Katanya, Thoriq gak jadi nginep," Kata Cila.

Thoriq menggeleng, "yang gak jadi nginep itu bunda sama ayah, aku nggak,"

Cila mengangguk, lalu membisikan sesuatu pada Thoriq, Thoriq yang di bisikan kaget mendengar nya.

"Mau laporan ke uma, UMA!" Cila berlari menuju uma nya, Thoriq diam. Anak kecil laki-laki itu awalnya tidak sengaja memfoto Cila ketika sedang mengawasi Putri. Ia memfoto semua nya, lidah buaya yang berada di dekat nya saja di foto. Maklum baru dapat ponsel bekas.

Sedangkan disana, Cila melaporkan apa yang dia lihat pada uma nya.

"Uma, aku lihat kak Asa bareng mbak-mbak yang sering datang mengaji disini," Kata Cila yang mengadu.

"Loh? Astaghfirullah, Cila lihat dimana nak?" Kamal atau abi nya Cila yang memang ada disitu tersulut emosi.

"Berani nya berduaan sama yang bukan muhrim nya," Uma nya hanya diam.

"Cila lihat dimana?" Jule atau Uma nya Cila bertanya untuk yang kedua kali nya.

"Cila lihat di ... Depan tadi," Kata Cila yang sambil menundukkan kepala nya. Dia takut apa yang di laporkan ini akan berakibat bahaya, atau rusak nya hubungan antara Asa dan keluarga.

"Arena lagi ya?" Tanya Kamal. Uma nya masih diam.

"Anak nya kapan jera? Mending kita nikahkan saja," Ucap Kamal. Jule menganggukan kepala nya.

"Cila lihat abang Asa bareng siapa?" Tanya Uma.

"Bareng kakak yang sering ngaji disini, tadi dia baru pulang ngaji," Kata Cila sambil memainkan tangan nya. Thoriq menyaksikan semua nya dari kejauhan. Thoriq yang teringat ajaran Jaka tentang merekam vidio, lalu mencoba merekam nya.

Karena memang dilihat dari kejauhan, jadi tidak ada yang menyadari kalau Thoriq sedang memvidiokan mereka.

"Putri? Putri baru pulang dari sini, yang ngaji seginian juga memang Putri,"

"Telfon orang tua nya Putri."

Jule mengangguk, dan melaksanakan perintah suaminya.

===

"Kak Asa! Ini udah jam lima lebih, shalat subuh!" Putri memegang tangan milik Asa, lalu mengoyangkan nya. Asa yang tidur nya terganggu mulai membuka matanya.

"Hm?" Suara berat dan serak milik Asa membuat Putri merinding.

"Shalat kak, ini udah terlambat," Asa bangun dari tidur nya, mengumpulkan niat.

"Kak Asa kalau baru bangun, ganteng nya nambah ya," Ucap Putri dalam hati.

Asa bangun dari kasur, lalu berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Putri keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk masak. Kemampuan memasak milik Putri sekarang sudah lebih baik, kemarin telur nya sudah gak asin lagi. Bahkan sekarang dia bisa bikin nasi goreng sekarang.

Putri hampir lupa kalau hari ini, dia harus mengantar Awan ke rumah sakit, untuk terapi ke dr. Jinan.

Tepat masakan Putri selesai, Asa datang bersamaan dengan Awan. Putri bertanya-tanya, tumben Awan keluar kamar di pagi hari.

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang