Malam hari pada hari pernikahan Jaka, Putri terbangun tengah malam karena ada rasa ingin buang hajat. Kebetulan kamar mandi di dalam kamar, jadi dia gampang ke sana.
Masih dalam keadaan yang setengah sadar, Putri menyelesaikan buang air nya. Tapi dia merasa ada suara-suara aneh, Putri menoleh kesegala arah dengan mata yang sepenuh nya terbuka lebar dan keadaan yang sadar. Dan yang di temukan oleh Putri adalah kecoa.
Putri yang memang sangat takut, geli, jijik, trauma, dan ingin kecoa di dunia ini mati, mulai panik. Apalagi saat kecoa itu hampir mendekat kearah nya. Dengan sekuat tenaga, Putri berteriak.
"Kak Asa lagi tidur. Nanti bangun gak ya? Tapi heh! Jangan deket-deket! Bodoamat deh ini lemes mau ngedeket dia, KAK ASA! TOLONGIN ADA KECOA DI DEKET PINTU!" Teriak Putri.
Tidak ada sahutan sama sekali dari Asa. Putri semakin ketakutan melihat kecoa yang terlihat mengepakkan sayapnya.
"KAK ASA! YAALLAH KAK, EH ASTAGHFIRULLAH. EH, APASIH, KAK ASA!"
Masih tidak ada respon, Putri kembali berteriak, "KAK ASA, TAKUT ADA KECOA! "
Tiba-tiba pintu di dobrak oleh Asa dari luar, dan sudah si pastikan para kecoa itu berterbangan di sekitar Putri yang membuat Putri lemas dan tidak bertenaga. Setelah pintu berhasil ke buka, Putri langsung berlari keluar dan menutup pintu yang sedikit rusak dengan kencang. Ia dengan reflek memeluk Asa.
Asa langsung membalas pelukan Putri. Dapat Asa lihat bahwa Putri memang benar-benar ketakutan. Terbukti dari bibir nya yang memucat, badan nya yang bergetar, dan jangan lupakan pelukan nya yang mengerat.
"Trauma?"
"Bukan. Tapi phobia," Balas Putri. Asa mengangguk.
"Lepas dulu, aku mau bunuh kecoa nya," Kata Asa.
Putri langsung melepaskan pelukan nya dari Asa. Seperti apa yang di bilang Asa, pria itu masuk kedalam kamar mandi dan untuk membunuh kecoa-kecoa itu.
Putri berjalan menuju ranjang nya, lalu merebahkan dirinya. Bayangan dan pikiran nya masih teringat tentang kecoa yang berterbangan di atas kepala nya saat Asa mencoba mendobrak pintu.
"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullahalazim...."
Asa keluar dari kamar mandi, lalu memberikan isyarat bahwa semua nay sudah selesai.
"Udah mati semua?"
"Iya. Tidur sana," Putri mengangguk, lalu pergi tertidur kedalam mimpinya.
Asa yang masih terbangun, balik lagi ke kamar mandi untuk wudhu'. Sudah lama Asa tidak tahajud, jadi ketika ada kesempatan seperti ini tandanya Asa harus tahajud.
"Enak nya tahajud-an bareng, tapi nanti dia malah pingsan di suruh wudhu' disana. ada-ada aja," Gumam Asa saat melihat Putri yang nampak tertidur pulas.
Setelah itu, Asa mengelar sajadahnya dan melakukan shalat sunah tersebut.
===
Setelah insiden semalam, Putri selalu menghindar ketika bertemu Asa. Asa bahkan sampai bingung ada apa dengan Putri. Seperti sekarang, Asa mengajak Putri ngomong dan di balas seadanya.
"Put, bubuk teh nya mana?"
"Di lemari," Setelah mengatakan itu, Putri langsung melongos pergi dari sana menuju kamar Awan. Asa bingung ada apa dengan istrinya.
Selesai membuat teh, Asa duduk di atas meja makan. Dan menikmati teh beserta roti tawar di meja. Dia juga sedang menelpon seseorang pagi-pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanfictionPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...