8. Sweet night

117 13 0
                                    

Malam, Asa pulang setelah bekerja. Ia duduk di meja makan yang sudah diisi oleh banyak makanan. Siapa lagi yang memasak kalau bukan Putri.

Makanan yang di masak Putri lebih enak sekarang. Karena kini Putri sering belajar memasak saat Asa tidak ada dirumah.

Asa memperhatikan Putri yang terlihat masam dan terlihat menahan rasa sakit.

"Kenapa?" Tanya Asa.

Putri menoleh kearah Asa, lalu menggelengkan kepalanya.

"Gak papa kak, makan nya sendiri aja ya, gue mau anter susu sama makanan buat Awan," Putri membawa nampan berisikan susu hangat dan makanan itu menuju kamar Awan.

Asa melihat perubahan Putri yang terlihat sangat tidak bertenaga, dan Asa baru sadar, harusnya hari ini dia mengantar Putri menuju rumah Abun nya. Asa pikir pasti Putri ngambek dengan nya, karena ia tidak jadi mengantar 'kan Putri.

Asa mempercepat makan nya, ia juga lupa belum melaksanakan ibadahnya. Karena masalah di kantornya membuat dirinya pusing.

Selesai makan, Asa mencuci piring, tak lupa dia melipat lengan kemeja nya. Selesai mencuci piring, ia mengechek Awan di kamar nya terlebih dahulu, barulah pria itu dapat melaksanakan ibadahnya.

Asa shalat di kamar nya, tepatnya kamar tempat Asa dan Putri selalu tidur bersama.

Kasur, ada Putri yang sedang menahan rasa perih dan sakit di perutnya, ia masam dan terlihat lesu akibat redday-Nya, apalagi ini hari pertama.

Sesekali Putri merintih kesakitan, walau terdengar pelan tapi cukup keras terdengar apalagi dengan keadaan rumah sepi.

Wajah Putri sekarang pucat, Putri bangun dari tidurnya, lalu mencoba mencari roti Jepang yang ada di tas nya, daritadi ia tidak dapat kesempatan untuk membeli nya, karena tidak ada motor, dan teman nya sedang ada kegiatan, ia jadi tidak dapat membeli nya. Namun nihil, ia tidak salat menemukan roti Jepang sepeserpun di tasnya.

Asa yang baru selesai shalat magrib, langsung melongos pergi keluar kamar. Putri hanya dapat melihat Asa keluar kamar dengan mencengkram perutnya.

Tak lama setelahnya Asa balik kembali sambil membawa kain hitam, lalu dia mengikat kain tersebut ke pinggang Putri. Sesudah terikat, barulah Asa merengkuh tubuh Putri. Putri masih shock dan blank sekarang.

"Kak?"

"Nembus. Kata uma kalau cewek datang bulan, harus di peluk," Putri tersenyum geli mendengar ucapan Asa yang terdengar polos di telinga nya.

"Masa sih? Beneran enak buat di peluk ternyata," Kata Putri.

"Apa?"

"Kak Asa nya,"

Asa diam, begitupun Putri. Mereka menikmati pelukan satu sama lain selama 10 menit lebih, kaki mereka bahkan sampai kesemutan, saking lama nya.

"Gue beliin roti dulu," Asa melepaskan pelukkan nya dari Putri, Putri menganguk untuk menyetujui apa yang akan Asa lakukan.

Asa pergi dari rumah, kini tersisa Putri, di kamar. Pipi Putri sudah sangat merah sekarang, terbayang-bayang kehangatan pelukan oleh Asa.

"Pengen lagi," Ucap Putri.

"Tapi ... Apa nggak malu kak Asa beli roti Jepang? Jangan-jangan---"

Jam 3 pagi lebih, Asa terbangun dari tidurnya ketika merasa orang disebelahnya ini terus bergerak tidak nyaman.

Saat terbangun, Asa melihat banyak darah dari springbed nya, tapi untung saja darah tersebut berada di bagian Putri. Asa paham, kalau istrinya sedang dalam masa datang bulan.

Another Side My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang