Asa selama sakit benar-benar berbanding kebalik saat ia sehat. Putri seperti mengasuh dua Awan di rumah. Seperti sekarang, dengan manja nya Asa meminta Putri untuk diam dirumah. Padahal Putri harus kerja kelompok tapi, kali ini Putri meminta izin tidak hadir untuk yang kedua kalinya.
"Kak Asa, itu nasi nya dimakan dulu," Kata Putri. Asa yang sedang memainkan laptopnya menggelengkan kepala.
"Lagi sakit jangan kerja dulu, aku bela-belain nggak ker---"
"Iya iya," Asa mengambil nasi di samping nya lalu memakan nya saat itu juga. Putri yang melihat itu tersenyum puas, lalu pergi menuju halaman depan rumah, untuk mengangkat jemuran.
Tapi lagi dan lagi Putri bertemu dengan Resa yang sedang berjalan tempat di depan rumahnya.
"Halo mbak Putri!"
"Hai juga Res, saya heran deh, kok setiap saya keluar rumah pasti ketemu kamu."
Resa tertawa kecil, lalu menjelaskan pada Putri, "hehe, saya punya teman komplek dua rumah dari rumah nya mbak, jadi saya sering kesana deh. Setiap hari saya bolak-balik kok, kebetulan aja ketemu sama mbak terus."
Putri mengangguk mengerti sembari mengangkat jemuran itu dalam keranjang.
"Awan lagi apa mbak?" Tanya Resa.
"Lagi ngobrol sama Cibi, mau main?"
Resa menggeleng, "hari ini jadwal nya saya ketemu sama teman yang disana mbak, Awan nya besok aja. Kalau gitu pamit, assalamu'alaikum," Putri mengangguk.
"Waalaikumsalam."
Putri memperhatikan Resa yang berjalan menjauh dari rumahnya.
"Tuh bocah gabut terus ya," Selesai mengangkat jemuran, Putri masuk kembali ke rumah.
Masuk kerumah, mandi, lalu yang terakhir menyelesaikan makalah nya. Beberapa tugas kelompok juga ia kerjakan sesuai bagian nya. Sampai tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah ashar dan waktunya shalat.
"Kak Asa, shalat dulu. Masih kuat gak buat wudhu?" Tanya Putri, Asa mengangguk tanpa melihat kearah Putri, dan malah fokus ke arah laptop.
"Kak Asa ngerjain apa sih daritadi?" Putri duduk di pinggir bibir ranjang tersebut, memperhatikan Asa yang tampak serius didepan laptop dengan kacamata. Sejujurnya baru kali ini Putri melihat Asa menggunakan kacamata. Dia begitu terpesona melihat nya.
Asa yang diperhatikan dengan intens oleh Putri merasa malu, terbukti dengan telinga nya yang merah.
"N-ngapain?" Tanya Asa dengan sedikit kegugupan akibat di perhatian oleh Putri.
"Nggak, aku lagi lihatin suami aku yang ganteng banget kalau lagi mode serius gini, tapi lebih ganteng lagi kalau udah shalat ashar," Perkataan Putri sukses membuat Asa merona. Laki-laki goda perempuan? Tidak. Malah sebaliknya.
Asa langsung bergerak bangun dari posisi nya, lalu berjalan ke kamar mandi. Putri memanggilnya, "Kak Asa mau kemana ih?"
"Wudhu."
===
Malam sehabis magrib, Putri mengaji lagi. Sedangkan Asa fokus dengan laptopnya, yang banyak tugas kuliah siapa yang sibuk pakai laptop siapa.
Baru beberapa ayat yang dibaca Putri, suara bel rumah terdengar bersamaan dengan Suara ketokan pintu. Putri bergerak untuk membuka pintu.
"Assalamu'alaikum," Pria dengan banyak kalung perak berantai dan tindik di bibir bawah dan telinga nya, memberikan salam pada Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side My Husband
FanficPutri yang bertekad hijrah dimulai dengan les mengaji kepada ustadz Kamal. Eh malah nikah sama anak nya ustadz Kamal yang dingin nya melebihi kutub utara. Yang membuat Putri terkejut adalah anak nya ustadz Kamal ini suka berkeliaran di dunia malam...