"untuk apa kau mengajakku kemari...?" tanya eva turun dari mobil.
Manu segera mendendeng lengan eva lalu mengajaknya ke sebuah makam dengan batu nisan yang tertulis Robert Vladimir Xander makam di sebelahnya tertulis Karine Marion Xander dan satu lagi makan tertulis David Sadiler Xander.
"siapa mereka...?" tanya eva ikut berjongkok.
"orang tua ku,dan kakakku." ucap manu sedikit meneteskan air matanya.
Mereka berdua pun berdoa untuk ayah, ibu, kakaknya manu.
Setelah mereka berdoa, mereka kembali ke mobil, manu menceritakan semuanya yang belum eva tahu.
"saat aku berumur 8 tahun, keluarga ku itu sangat miskin, kami hanya makan 1 roti untuk 4 orang, sampai teman ayahku mengajak ayah untuk bisnis narkoba, setelah ayah menggeluti bisnis itu, ekonomi di keluarga kami membaik, kami jadi sering makan enak dan jalan jalan." jelas manu sambil menatap eva yang duduk di samping nya.
"ayah sering memukuli kami ketika pulang bekerja dalam keadaan mabuk, makannya sikap tegas dan kasar ayah sudah pasti ada dalam diriku, maaf kemarin aku menamparmu." ucap manu mengusap rambut eva.
"tak apa." jawab eva tersenyum manis.
"lalu ibuku mendirikan restaurant yang sekarang menjadi milik tita, restauran itu semua menu nya berasal dari resep ibuku sendiri dan ayah juga mendirikan sebuah club malam, bisnis mereka berjalan lancar hingga banyak cabang di LA, Washington D.C , New York City, Colorado, Florida, Virginia, Mississippi, New Mexico, disana pasti ada restaurant dan club malam milik keluargaku." sambung manu.
"lalu kenapa orang tua mu bisa meninggal...?" tanya eva menatap manu.
"teman ayahku yang dulu mengajak ayah bisnis narkoba, dia iri karna bisnis ayahku lebih maju dan lagi bisnis ibuku juga sangat maju, hingga ayah membangun sebuah mansion yang sekarang kita tempati bersama tita itu uang hasil dari restaurant ibu dan club malam ayah, hingga suatu saat teman ayahku itu sangat marah entah kenapa, dia menembak ayah dan ibuku saat mereka melihat pembangunan mansion yang hampir selesai sambil membawa aku dan kakak." ucap manu sambil menangis.
"sudah sudah, ada aku sekarang sayang." ucap eva mengusap tangan manu.
"ayah, ibu, dan kakak ku tertembak olehnya, aku tak tertembak karna aku lari masuk kedalam mansion yang hampir jadi, pekerja bangunan disana langsung menelfon 911, dan polisi segera datang lalu membawaku, aku akan di bawa ke panti asuhan, tapi kerabat jauhku datang dan membiarkan ku besar dengan sendirinya, bersama beberapa pelayan dan bodyguard yang selama ini ada di mansion." jelas manu lagi.
"baiklah sudah jangan sedih, sekarang ada aku." ucap eva tersenyum menatap manu.
"aku ingin bersama mu seharian ini, kau pulang ya." ucap manu.
"aku akan di toko sampai jam 11 saja manu" ucap eva.
"sekarang masih jam 9 sayang, sangat lama." ucap manu.
"kau bisa membantu lorenzo memasukan milk jally, dan coffe ke botol kan." ucap eva menaikan satu alisnya.
"iya baiklah." jawab manu lalu mereka kembali ke toko.
"astaga sangat ramai." ucap manu.
Mereka berdua turun dan melihat panjangnya antrian di 2 kasir, ya viona dan jack sangat sibuk memberi kue yang mereka pesan.
"astaga cepat...aku ada acara." ucap seseorang di antrian itu.
"sabar, akupun akan menghadiri sebuah acara." jawab yang lainnya.
Elia segera menghampiri viona dan jack lalu membantu mereka.
"silahkan antrian yang disana pindah sebagian kemari." ucap eva memakai apron.
"sayang kau bantu lorenzo di dapur." ucap eva
Manu segera ke dapur dan melihat lorenzo yang kesulitan, dan ia membantunya.
Setelah jam menunjukan pukul 1 siang semuanya beres, antrian panjang itu pun tinggal beberapa orang lagi yang santai menunggu kuenya.
"eva, kita pulang sekarang." ucap manu.
"iya sabar." ucap eva tengah mengoven 5 nampan yang masing masing berisi 10 cupcake.
"ini 15 menit ya, kau angkat tiriskan lalu hias." ucap eva membuka apronnya.
"okay va, buru buru sekali mau kemana...?" tanya george.
"mengecek kandunganku." jawab eva tersenyum.
"okay hati hati eva, manu jangan terlalu cepat melajukan mobilnya, sampai temanku kenapa kenapa, aku akan membunuhmu." ucap viona menatap manu.
"iyaiya baiklah hahaha." jawab manu.
Mereka melajukan mobilnya ke rumah sakit, setelah sampai mereka memasuki ruangan ibu hamil.
"selamat ya anak kalian laki laki, sehat pula, aku akan memberikan beberapa vitamin dan obat karna di masa 5 bulan, ibu hamil akan banyak mengalami kontraksi" ucap si bu dokter.
"baiklah terimakasih." jawab eva dan manu tersenyum.
Mereka berdua kembali ke mansion dengan keadaan gembira, mereka langsung masuk ke kamar karna eva melihat tita sedang bermain bersama teman temannya di luar.
"sayang, maafkan aku ya."ucap manu memeluk eva sambil berbaring.
"minta maaf untuk apa...?"tanya eva membalas pelukan manu sambil menonton tv dan tak lupa memainkan rambut manu.
"soal kemarin malam." ucap manu.
"sudah kubilang, lupakan manu." jawab eva menatap manu lalu mencolek hidungnya dan kembali menonton.
"yah, kali ini kau yang menang." sambung eva.
"menang apa...?" tanya manu menatap eva.
"ya...kau ingin anak laki laki kan, sedangkan aku dan tita ingin anak perempuan." jawan eva.
"hahaha, baiklah setelah dia lahir kita akan membuat anak perempuan." ucap manu terus memeluk eva.
"iya baiklah." jawab eva.
Mereka terus berpelukan sambil menonton film di tv, hingga manu tertidur di dalam pelukan eva.
"astaga sudah sore, apa tita sudah pulang...?" tanya eva kepada dirinya sendiri.
Ia menyingkirkan lengan manu yang terus memeluknya, lalu ia turun dari kasur dan melihat keluar jendela.
"di kolam renang dan taman tak ada, kemana dia...?" tanya eva lagi.
"sayang, sedang apa...?" tanya manu menggosok matanya sambil duduk.
"manu tita belum pulang." ucap eva memakai cardigannya.
"astaga kemana anak itu." ucap manu bangkit.
Mereka turun dan mencari tita di kamarnya, lalu ke semua sudut di dalam dan di luar mansion.
"titaa...." teriak eva.
"nona tita belum pulang sedari siang nyonya." ucap salah satu pelayan.
"astaga kemana dia."ucap eva mencari keluar.
"tita..." teriak eva lagi.
"manu cari dia." ucap eva menatap manu.
"iya sayang." jawab manu lalu keluar mansion dan menanyai anaknya ke tetangga.
Singkat beberapa menit manu kembali pulang bersama tita.
"kau darimana sayang." ucap eva menatap tita.
Jangan lupa vote😍😙
TBC💸
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Dudda
RandomSebuah pertemuan tak terduga, berawal dari bekerja di minimarket, dan juga menjadi tukang pencuci di restaurant ternama di Washington D.C. Akan menjadi nyonya di mansion dengan suami mafia tampan dan tentunya kaya, beserta anak perempuan cantiknya...