"Jangan ganggu dia!"
Aku menatap ke sumber suara, seorang pria berjalan santai ke arahku dan hantu menyeramkan ini. Dia tetap memakai jaket abu-abu di tubuhnya, dia pun menyeringai ketika sampai di hadapan hantu wanita itu.
"Lo mau ngapain?" tanya Gandum kepada hantu itu.
"Apa urusannya sama kamu?" Hantu itu berbalik bertanya.
"Lo, jangan pernah ganggu dia lagi," ucap Gandum datar.
Gandum menatapku yang terduduk di lantai, aku masih takut, kemudian Gandum mengulurkan tangannya, tetapi aku menolak uluran tangannya.
"Bukan mahram," ucapku serius pada Gandum.
Gandum langsung menarik uluran tangannya dan menggaruk tengkuknya. Gandum kembali menatap hantu wanita itu.
"Pergi Lo dari sini!" teriak Gandum.
"Aku hanya ingin meminta bantu--"
Tanpa mendengar perkataan hantu itu Gandum langsung memberikan Bogeman ke wajah hantu itu.
"Jangan pernah Lo ganggu dia!" teriak Gandum, begitu marah.
Hantu wanita itu memegang pipinya yang barusan Gandum pukul, tak lama dalam sekejap mata dia menghilang entah ke mana.
"Lo gak apa-apa 'kan?" tanya Gandum padaku.
Aku menggeleng pelan. Aku cukup kagum padanya, aku baru tahu ternyata Gandum sama sepertiku memiliki kelebihan melihat hantu.
"Lo ..." ucapku terjeda.
"Lo gak ada yang luka, 'kan?" tanya Gandum sekali lagi.
Aku masih menatap was-was sekaligus kagum pada Gandum, betapa beraninya dia melawan hantu semenyeramkan itu.
"Lo ... Bisa liat hantu?" tanyaku padanya.
Gandum terdiam, dia hanya menatapku saja tanpa berekspresi apa pun. Dia memalingkan tatapannya ke arah lain.
"Iya, gue bisa lihat hantu."
Aku menyeringai. "Berarti kita sama, dong. Aku juga bisa liat."
"Asal Lo jangan kasih tahu siapa-siapa, cuma Lo yang tahu gue bisa liat hantu." Aku berbisik.
Dia tertawa. "Iya, gue tahu. Tenang aja, Lo harus percaya sama gue."
"Siip, Lo emang yang terbaik," ucapku senang.
"Ya, asal Lo mau jadi temen gue."
"Ih, apaan, sih kenapa Lo suka maksa gue supaya bisa jadi temen lo? Emang gak ada gitu temen cowok Lo?"
"Gak ada ... Karena Lo manusia pertama kali yang liat gue."
Aku mengernyit. Apa maksudnya? Aku sama sekali tidak mengerti.
"Nashita! Ngapain Lo di situ!"
Aku menatap ke belakang ketika mendengar Firly berteriak.
"Udah selesai?" tanyaku.
"Udah, ayo masuk kelas!" balas Firly.
"Iya, tunggu sebentar." aku kembali menatap ke depan. Namun, Gandum sudah menghilang saja, ke mana, tuh orang? Dia selalu saja pergi tanpa pamit.
"Nyebelin banget, tuh cowok awas kalau ketemu gue tipuk Lo pake batu," rutukku.
Aku berlari menghampiri Firly. "Gimana eek-nya warna apa?" tanyaku.
"Wih, eek gue warnanya pelangi tapi ada tambahan warna emas."
Aku mencubit perut Firly. "Emang, Sultan gak main-main, tai-nya aja warna emas." Kelakarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Galau
Teen Fiction[End] [Complete] #1 teenfintion 21/05/22 #3 teentlit 14/06/22 #1 Dareen 22/06/22 #1 keluarga 07/06/23 #1 ngakak 07/06/23 #1 arwah 07/06/23 #3 tertawa 08/06/23 #3 remaja 08/06/23 Nashita kesulitan menjalankan aktifitas di sekolahnya gara-gara dia bis...