Alhamdulillah, aku selesai melaksanakan kewajibanku yaitu sholat subuh yang membuatku sedikit malas. Ya, jujur saja saat sholat subuh aku amat sangat malas ... Mau apa lagi? Tetap harus dipaksakan.
Saat aku hendak membuka mukena, terdengar seseorang mengetuk pintu kamar.
"Eh, siapa sih, pasti mama yang ngira aku telat bangun." Aku berjalan ke arah pintu.
Aku membuka pintu kamar. "Ada apa--Astagfirullahaladzim!" teriakku kala melihat orang yang mengetuk pintu itu. "Ngapain Lo di sini?!"
Orang itu malah terkekeh, melihatku yang terkejut. Si Gandum ini, kenapa dia bisa masuk ke rumah? Apakah pintunya tidak dikunci, bisa-bisanya ada orang yang masuk tanpa permisi.
"Gu-gue mau ngomong sesuatu," ucap Gandum.
"Apaan, sih. Cepet pergi dari sini!" teriakku pada Gandum yang tak tahu malu itu.
"Gak, Nash dengerin dulu gue--"
"Gak, pergi dari sini atau gue lapor ke nyokap," potongku.
Aku segera keluar dari kamar dan berteriak dari lantai dua.
"Mama! Mama! Ada orang masuk!" teriakku dengan sekuat tenaga.
"Plis, Nash gue mau ngomong penting banget," tekan Gandum.
Aku tidak memedulikan dia dan aku terus saja memanggil Mama. "Mama!"
"Astagfirullah, jangan teriak-teriak, Nashita nanti tetangga denger," omel Mama.
"Mama gak ngunci pintu? Kenapa bisa ada orang masuk rumah."
"Apa? Ada maling? Mana malingnya?" ucap Mama dengan nada panik.
Aku menghela napas. "Bukan maling, Mah."
"Terus kamu kenapa? Gak mungkin Mama biarin semua pintu terbuka, semuanya Mama kunci."
"Terus kenapa tadi ada orang masuk." Lagi-lagi aku berdebat dengan mamaku.
"Mana? Mana orang yang masuk?" Mama naik tangga menuju kamarku. "Mana?"
Mama mencari ke dalam kamarku, lalu ke kamar mandi, kemudian keluar lagi memeriksa ke setiap ruangan yang ada di lantai dua, termasuk kamar kakakku.
"Mana, gak ada orang asing di sini. Cuman ada kanh rebahan di kasur," ucap Mama ketika memeriksa kamar kakakku.
Aku terkekeh, ketika Mama menyebut kang rebahan yang dimasudnya adalah kakakku yang ganteng itu masih tidur dan terlambat sholat subuh.
"Ini anak satu, belum bangun kamu!" Mama mengomel lagi. "Bangun! Subuh, nanti telat tahu rasa kamu!"
Aku mengembuskan napas. Niat memeriksa ruangan takut ada orang asing, Mama malah terus mengomel kepada kakakku, tapi ngomong-ngomong ke mana Gandum? Apa dia menghilang lagi?
Ah, benar dia menghilang entah ke mana? Dia selalu saja seperti itu. Sudahlah aku pergi dan membersihkan diri untuk berangkat sekolah, aku tidak peduli kakakku mendapat jeweran lagi dari Mama karena telat sholat subuh.
Lagi pula aku sedang marah pada Gandum karena kejadian kemarin malam, perkataan Gandum membuatku merasa tidak dihargai. Aku berniat baik dia malah membentakku dasar manusia tidak sopan.
"Gue bilang pergi!" Bentaknya.
Aku berhenti mendekati Gandum, terlihat dia sangat tidak mau aku bantu. Namun, dia malah berbalik membelakangiku, kemudian dia membentak dan menyuruhku untuk pergi. Aku rasa dia tidak mau aku membantunya, baiklah aku tidak akan mau membantumu lagi. Segera aku berlari ke rumah dan menutup pintu sekaligus menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Galau
Teen Fiction[End] [Complete] #1 teenfintion 21/05/22 #3 teentlit 14/06/22 #1 Dareen 22/06/22 #1 keluarga 07/06/23 #1 ngakak 07/06/23 #1 arwah 07/06/23 #3 tertawa 08/06/23 #3 remaja 08/06/23 Nashita kesulitan menjalankan aktifitas di sekolahnya gara-gara dia bis...