PROLOG

2.5K 165 3
                                    




SILENT KILLERS






Hujan deras mengguyur Voresham sejak pagi, air menggenang di beberapa tempat menciptakan suasana kelu yang sulit dijelaskan.

Malam ini pukul sepuluh, hujan tak lagi sederas pagi tapi rintiknya bertahan seakan tak mau pergi.

Di atas tanah basah, di bawah rintik hujan dan lampu jalan warna merah terlihat seorang perempuan meringkuk. Entah apa yang dia lakukan di tengah hujan seperti ini.

Gaun warna birunya kotor, beberapa bagiannya rusak seperti baru dikoyak, rambutnya acak-acakan, pergelangan tangannya terluka. Dan ada bekas kemerahan di leher dan dadanya.

Dia sudah berada di sana hampir satu jam lamanya, dan sekarang baru tersadar. Jemarinya bergerak kecil disusul terbukanya kelopak mata secara perlahan. Dia menghalau mata dengan sebelah tangan karena silau lampu jalan tepat berada di atasnya.

Gadis itu mengaduh saat berusaha bangkit dari posisi awalnya, dia mengigit bibir bawah menahan sakit di sekujur tubuh. Kepalanya terasa sangat berat seperti ditimpa beban berat.

Berhasil, dia bersandar pada sebatang pohon di belakangnya. Kepalanya tertoleh ke kanan kiri, merasa asing dengan tempat dia berada sekarang.

"Akh..." Gadis itu merintih hingga setetes bening cairan menetes dari mata cantiknya saat dia menggerakkan kaki. Merasakan sakit luar biasa di bagian pangkal pahanya.

"Apa yang terjadi," gumamnya lirih. Dia lantas memejamkan mata, memaksa otaknya untuk mengingat apa yang membuatnya berakhir di tempat asing ini.

Menit-menit berlalu, hujan yang mulanya reda kini kembali deras. Rintiknya membasahi rambut dan gaunnya. Gadis itu menggeleng ringan. Masih belum bisa mengingat kejadian beberapa saat lalu.

Dia mengusap kasar matanya yang berair, lantas terdiam lagi. Mengetuk pelipis dengan jari telunjuknya.

Nafasnya tiba-tiba memburu, jantungnya berdegup kencang seakan tengah memompa ribuan liter darah dari dalam sana.

Ya, dia berhasil mengingat apa yang membuatnya berada di tempat ini.

Air mata makin deras mengalir. Gadis itu berteriak marah, memukuli kepala dan semua anggota tubuhnya terutama perut.

"Tidak... Tidak mungkin!!"

"NNNOOOOOOOO!!!!" Dia menjerit kuat, seakan hendak menyaingi suara ribuan air yang jatuh ke tanah.

"No. No. No!" Gadis itu meracau, meremat tanah basah di sekitarnya. Air matanya jatuh, bersatu dengan air hujan.

Dia hancur, sangat hancur.

*******

Testt beb

Gimana prolognya?

Heii jangan lupa vote dan komen ya

Silent killers adalah buku terakhir dari trilogi Voresham. Di sini nanti aku akan ceritakan kisah Draco-Josephine sekaligus kisahnya Sean-Bella.

Terus kawal ini sampai ending.....

See you di chapter pertama...

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang