Arrow

310 57 26
                                    

Selamat membaca jangan lupa vote dan komen

"Mama melarang Anne dekat dengan Sean karena Sean berasal dari keluarga yang tidak baik atau karena kisah singkat mama dengan Paman Drake?"

"Apa Paman Drake sememuaskan itu sampai mama sulit melupakannya meski waktu telah berlalu puluhan tahun?" Joanne menaikkan kedua alis hingga matanya turut melebar.

Nyx diam tak berkutik. Dia melupakan satu fakta lain tentang putri semata wayangnya ini. Selain bisa menghitamkan bulan ketika marah, Joanne juga memiliki kemampuan membaca masa lalu seseorang sekalipun itu ibunya sendiri.

Sepuluh tahun berlalu sejak dia mulai bisa menggunakan kemampuannya membaca masa lalu. Dia mencoba berdamai dengan masa lalu Nyx yang pernah terbaca lewat pancaran mata. Joanne mampu sampai detik sebelum Nyx mencecarnya untuk menjauhi Sean tanpa alasan yang jelas.

"Kalau mama masih belum bisa melupakan malam singkat itu kenapa mama mengikrarkan sumpah, seolah memberi ayah harapan?"

"Jika memang mama belum bisa damai dengan masa lalu, harusnya mama tidak memberi ayah harapan, harusnya mama tidak mengucap sumpah pernikahan." Kata Joanne, matanya berkaca-kaca teringat akan Noah dan segala hal yang pria itu lakukan pada Nyx.

Sekalipun derita yang Noah rasakan terlalu sakit dan dia tak memiliki tempat untuk menumpahkan keluh kesahnya, Noah tetap tersenyum menjalani hari-hari beratnya mengasuh Joanne seorang diri. Harus pergi jauh dari keluarga karena tak ingin keluarga mendapat rumor kurang baik akibat kelakuannya.

"Ma, Paman Drake bukan milik mama, Bibi Valerie adalah pemiliknya secara utuh. Lalu kenapa mama masih terus mengingatnya seolah semua itu sangat berkesan bagi mama, padahal Paman Drake sendiri tak pernah merasakan hal yang sama," lanjut Joanne terus mengeluarkan seluruh uneg-uneg yang ia tahan selama ini.

"Berhenti menyimpan sesuatu yang sia-sia, ma." Joanne mengangguk samar "hargai keberadaan ayah,"

"Selama ini Anne mencoba sabar, Anne mencoba melupakan semua itu, bahkan Anne berusaha berdamai dengan masa lalu mama!" Seru Joanne "tapi apa balasan mama?"

"Mama boleh menyakiti Anne, tapi jangan sakiti ayah. Tolong, ma! Ayah sudah cukup menderita,"

Nyx masih bungkam, dia sangat-sangat terkejut dengan semua penuturan Joanne. Dia tak menyangka bahwa gadis selembut Joanne bisa berkata seperti ini.

"Mama mau sampai kapan mengingat hal itu terus? Jika mama masih belum bisa melupakannya, tinggalkan ayah! Jangan temui beliau lagi,"

"Joanne!" Tegur Nyx.

"Kenapa?" Tantang Joanne "kurang apa ayah selama ini pada mama? Ayah bahkan selalu berada di belakang mama setiap mama bertengkar dengan Aragorn, ayah rela menjadi bahan pelampiasan mama,"

"Anne tanya, ayah kurang apa?" Teriak Joanne murka hingga air matanya bercucuran, tubuhnya bergetar kuat.

Kedua tangan Nyx mengepal di samping tubuh, amarahnya terbakar, dia menghampiri Joanne dengan langkah cepatnya dan melayangkan tamparan menyakitkan hingga wajah Joanne berpaling.

Joanne tertawa sumbang, dia berdecih lirih kemudian kembali menatap Nyx yang mulai mengeluarkan jiwa dewinya.

"Terimakasih sudah menunjukkan sifat asli mama pada Anne. Tapi siksaan sesakit apapun tak akan membuat Anne beranjak menjauhi Sean walau sesentipun,"

"Jika mama masih ingin menikmati memori singkat itu, silahkan! Tapi jangan korbankan Joanne,"

Joanne diam sebentar, menghujam netra Nyx dengan tatapan tajamnya. Tak akan pernah ada yang menduga, gadis selembut Joanne bisa bertindak seperti ini. Sekalipun itu Nyx sendiri.

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang