Jangan lupa vote dan komen biar aku semangat. Makasih...
Ini adalah momen paling memalukan dalam sejarah kehidupan Arthur. Dia kalah melawan balita dewa usia lima ribu tahun.
Benar, begitu jatuh ke bumi, Drake memerintah naganya untuk segera mengukung Arthur. Binatang besar itu mengerami Arthur layaknya induk ayam mengerami telurnya. Sedangkan Drake pergi ke langit, ke kastil para dewa.
Kedatangan Drake yang tiba-tiba menimbulkan keributan di kastil megah itu. Begitu menjejakkan kakinya di undakan paling atas, Drake mengedarkan pandangannya, melihat sebuah pedang tersemat di tempat penyimpanan dekat pintu masuk. Drake menyambar benda itu dan membawanya masuk.
"Drake," lirih Hera, raut wajahnya menggambarkan betapa terkejutnya dia melihat Drake mau menginjakkan kakinya di langit.
Drake melangkah lebar-lebar, matanya menatap lurus, tubuh besarnya, sayap hitamnya, dan gambar-gambar naga di seluruh badan benar-benar membuat Drake menjadi pusat perhatian. Terlebih bagian bawah tubuhnya hanya dilindungi oleh kabut.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tegur Aragorn karena dia merasa Drake tidak sopan, datang tanpa salam.
Lelaki bersayap gelap itu berhenti sejenak, dia melirik Aragorn dengan ekor matanya "bukan urusanmu!" Balas Drake dingin.
Drake terus melanjutkan langkahnya menuju sebuah peti ukuran sedang yang terletak di sudut ruangan, Drake tahu peti itu adalah tempat di mana Arthur menyimpan seluruh naskah buatannya.
Peti itu terkunci saat Drake tiba di sana, entah Arthur yang bodoh atau bagaimana. Tapi Arthur hanya menggemboknya dengan gembok biasa tanpa dilapisi oleh kekuatan mistik agar dewa lain tak bisa membuka benda tadi.
Drake menarik pedang dari dalam scabbard, dia menarik napas panjang-panjang seraya mengangkat pedang tadi ke udara. Drake lantas menghujamkan ujung pedangnya pada gembok yang mengunci peti naskah.
Dan gembok itu patah. Drake melempar pedangnya ke sembarang arah lalu membawa kakinya mendekati peti tadi. Sebelah tangan Drake terjulur membuka penutup peti.
Drake mendengus sambil memalingkan wajah sejenak karena begitu peti terbuka, benda itu mengeluarkan cahaya amat terang dari dalam.
"Sialan," maki Drake begitu cahaya tadi memudar. Drake mengacak-acak seluruh isi peti tanpa mempedulikan tatapan takut dari para penghuni kastil langit.
Tentu saja mereka takut jika setelah ini Arthur mengamuk karena tidak ada satupun dari mereka yang berani menghentikan tindakan lancang Drake.
Bola mata Drake bergulir, dia mencari buku takdir milik Bella dan Harvey.
Karena tak sabaran, Drake mengangkat peti tadi dan membalik hingga seluruh isinya berhamburan keluar berserakan di lantai kastil.
"Astaga," Hera menatap resah "bisakah kau melakukannya dengan baik, Drake?" Tanya Hera namun sama sekali tak dipedulikan oleh Dewa Kegelapan itu.
Drake berjongkok, tangannya mengusak ribuan lembaran kertas di hadapannya. Dada Drake naik turun cepat, amarahnya mulai tersulut karena buku takdir milik Bella tidak berhasil dia temukan.
Lelah mengacak-acak isi peti, Drake berdiri, dia menarik napas panjang lalu berbalik badan. Matanya menatap begitu tajam pada tiap-tiap mereka penghuni langit.
"Di mana Arthur menyimpannya?" Tanya Drake, masih berusaha sabar.
"Kami tidak tahu, itu urusan Arthur." Hera menyahut.
Drake menaikkan kedua alisnya "kau pikir aku anak kecil yang mudah dibohongi? Kau pikir aku sepercaya itu?"
Hera mendesah pendek "kami memang tidak tahu, Drake."
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT KILLERS
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN] ⚠️UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH ini adalah kisah akhir dari trilogi Voresham. The ice prince yoshinori Mate from the dark Silent killers Alurnya enggak terlalu berkaitan ta...