Mine

374 58 34
                                    










"Bener-bener ya anak kecil kalau belum hujan belum pulang main," Drake berkacak pinggang di depan pintu kastil menyambut kedatangan Harvey dan Bella.

"Ini lagi satu, nempel mulu." Si bapak ngomel lagi pas lihat anaknya lengket bener sama pacar barunya.

"Apa sih ayah," Bella menyahut kemudian melangkah melewati Drake tanpa mempedulikan seberapa cemburu tatapan sang ayah.

"Mommy! Bella bawa kelinci," anak itu berseru memanggil ibunya. Vale muncul dari dapur baru saja makan, setelah kedatangan Draco tadi Vale merasa lapar seperti belum makan berhari-hari. Agaknya dia masih shock dengan pengakuan adik suaminya itu.

"Kok cuma satu?" Vale menerima binatang tadi.

"Hanya itu adanya," balas Bella seraya mengeratkan pelukannya di lengan Harvey.

Vale lantas mengangguk "baiklah, mau di masak apa ini?"

"Terserah mommy, yang penting ada kuahnya terus sedikit pedas." Ujar Bella tersenyum lebar.

"Okey, kau tunggu saja di ruang tengah. Kau ingin minum sesuatu yang hangat, Har?" Tanya Valerie pada Harvey.

"Ya, boleh." Jawab Harvey gugup entah kenapa dia masih juga belum rileks "teh mungkin, atau coklat panas. Terserah kau saja," lanjut laki-laki itu.

"Baiklah, coklat panas sepertinya tidak terlalu buruk." Ucap Vale, dia kemudian berlalu dari hadapan pasangan tadi menuju dapur untuk membuat coklat panas.

Bella menggiring Harvey menuju ruang tengah, dan ternyata Drake sudah duduk di sana. Melipat tangan di depan dada seraya melayangkan tatapan tajam pada Harvey.

Sekali lagi masih tak mempedulikan sang ayah, Bella terus mengamit lengan Harvey bahkan bertambah erat sekarang. Dia benar-benar kedinginan.

Sedangkan Harvey merasa kikuk ditatap seperti itu oleh Drake. Rasanya jadi lain.

"Kau lihat sendiri! Anakmu yang menempeliku bukan aku, jadi berhenti menatapku seperti itu, Drake!" Harvey akhirnya buka suara setelah sekian menit terdiam.

Drake menggeser netranya pada anak bungsunya, Bella tampak tak peduli dan justru memejamkan matanya menikmati hangat tubuh Harvey. Lelaki itu berdecak lirih.

"Tidak bisa!" Seru Drake "tidak bisa aku hanya melihat keuwuan seperti ini. Aku juga harus melakukannya," dia langsung beranjak dari duduknya untuk mencari Valerie.

Kepala Harvey tertoleh mengikuti kemana Drake bergerak. Dia menggeleng heran.

"Ku kira dia akan memarahi kita," kata Harvey pada Bella.

"Ehmm... Itu tidak mungkin." Balas Bella, matanya makin berat, kantuk menyerangnya.

Udara dingin, pelukan kekasih adalah kombinasi pas untuk mengistirahatkan tubuh. Bella jatuh ke alam bawah sadar dua menit setelah membalas kalimat Harvey. Dia tidur di lengan Harvey membuat laki-laki itu menahan napas sekaligus berusaha mati-matian mengontrol debar jantungnya.

******

Keesokan harinya Drake, Vale dan Bella pergi ke istana dengan tujuan yang berbeda. Drake dan Vale ingin membicarakan perihal hubungan Josephine dengan Draco. Sedangkan Bella, dia ingin menemui Sean. Anak laki-laki itu pundung setelah seharian dimarahi sama Drake gara-gara matahin tulang punggung temannya. Akhirnya Sean kabur ke istana.

Kedatangan Drake dan Vale di istana tiga disambut puluhan pelayan seperti biasanya.

Keduanya lantas melangkah menuju kamar Josephine, begitu sampai di depan pintu Drake menoleh pada Vale, melempar tatapan tanpa arti dan sulit dideskripsi.

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang