Jangan lupa komen, aku kangen baca komenan kalian. Makasih...
SNOW PARADISE
Setelah sekian purnama, Draco kembali menjejakkan kakinya di istana. Dia tidak lagi datang ke tempat tersebut setelah Josephine—istrinya berhenti menjadi menteri perang dan fokus merawat anak pertama mereka.
Mata Draco menyisir halaman luas berselimut putih di setiap sudutnya. Lelaki itu tersenyum tipis. Netranya kembali bergerak lamban, seraya berkata dalam hati. Istana, ah lebih tepatnya Voresham, telah berubah sebanyak ini.
"Sepertinya hati raja kita sudah benar-benar membeku,"
Draco menoleh kala mendengar suara berat yang datang dari sampingnya, mendapati Allen Dante Anderson dengan mantel bulu tebal berwarna abu-abu yang membalut seluruh tubuhnya.
Allen menadahkan tangannya, menatap serpihan salju yang mendarat di telapak tangan.
"Yoshi. Kau harus bertemu dengannya," ucap Allen pada Draco.
"Aku datang memang ingin menemui Yoshi, aku ingin tahu bagaimana tampilannya saat ini."
Allen menyunggingkan senyum segaris seraya menghela napas perlahan "dia luar biasa. Tidak pernah aku sangka semuanya akan berakhir seperti ini,"
Dua lelaki tampan itu kemudian beranjak meninggalkan tempat untuk pergi ke istana utama guna menemui Yoshi dan Lucia.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, Draco terkesan. Ya, dia terkesan dengan penampilan Yoshi yang jauh berbeda dari beberapa tahun lalu. Saat Drake mengatakan bahwa kekuatan Yoshi menyatu dengan setiap tetes darahnya.
Kala itu, Yoshi belum banyak berubah. Rambutnya masih berwarna coklat emas. Suhu badannya masih terbilang normal walau siapapun yang menyentuhnya akan berkata dingin. Namun, lambang-lambang salju sudah bermunculan di badannya. Tapi sekarang, Draco seperti melihat orang yang berbeda. Sangat berbeda.
Kulitnya yang memang sudah putih, sekarang jauh lebih putih. Iris matanya berwarna silver dengan campuran warna putih dan biru terang. Sangat tidak manusiawi. Namun, yang lebih terlihat mencolok adalah warna rambut Yoshi yang kini berubah putih seluruhnya. Seolah menegaskan kedudukannya kini di dunia dewa.
Atas percampuran darah Lucia dan Valerie puluhan tahun lalu, menghasilkan hati beku seorang pangeran yang kembali dari ambang kematian.
"Berkedip," Lucia menegur Draco yang terus memandangi Yoshi tanpa jeda.
Lelaki itu lantas menggeleng ringan kemudian duduk disalah satu sofa besar di ruangan tersebut.
"Sudah berapa lama kau tidak datang ke mari?" Tanya Yoshi pada Draco.
"Entah," Draco mengangkat kedua bahunya, "sepertinya sangat lama, sampai aku merasa asing saat datang tadi,"
Yoshi tersenyum tipis "perubahanku yang cukup signifikan menghasilkan jutaan keping salju setiap harinya. Sampai akhirnya Voresham menjadi putih seperti detik ini,"
"Sebenarnya aku sudah menduga bahwa Voresham akan berakhir seperti Icherland." Kata Draco.
Mata Lucia menyipit sedikit, ia terkejut dengan penuturan Draco, namun ia tidak bisa banyak protes mengingat bagaimana karakter Dewa Kematian tersebut. Sekalipun tahu bagaimana akhir dari semua ini, Draco akan tetap diam.
"Oh iya bagaimana keadaan Ivy? Aku sudah lama tidak bertemu gadis bermata amber itu, aku merindukannya," ujar Lucia, nada bicaranya agak sedih.
Draco tersenyum, seketika mengingat perempuan paling cantik yang pernah dia lihat di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT KILLERS
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN] ⚠️UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH ini adalah kisah akhir dari trilogi Voresham. The ice prince yoshinori Mate from the dark Silent killers Alurnya enggak terlalu berkaitan ta...