Wedding dress

379 51 21
                                    










Pertemuan singkat tadi membawa dampak yang lumayan bagi Drake. Dia sampai tak bisa tidur karena terus kepikiran Joanne. Bukan tentang paras gadis itu, tapi tentang aura dan segala hal yang berbau mistik.

Akhirnya Drake mengajak Valerie begadang di ring building. Mereka naik ke lantai lima dan duduk di balkonnya, mengabaikan sedingin apa udara tengah malam musim salju.

Sudah hampir satu jam lamanya, namun Drake belum bersuara. Minuman hangat yang Vale buatkan juga tak disentuh sampai cairan itu dingin. Meski begitu Vale tetap diam, menunggu sampai kapan Drake betah berdiam diri. Vale tidak tahu apa yang tengah Drake pikirkan saat ini. Lelaki itu terus menatap gelapnya langit Voresham dengan sorot yang sama sekali tak terbaca.

Drake menghembuskan nafas panjang hingga keluar asap dari hidungnya. Dia melipat tangan di depan dada sambil terus menatap bentangan gelap di atas sana. Nyx sedang berkuasa, begitulah dalam pikiran Drake.

"Val!"

Vale menoleh, menatap Drake dari samping.

"Menurutmu bagaimana bisa Sean bertemu dengan Joanne?"

"Kupikir mereka teman di akademi," jawab Vale "sebenarnya apa yang membuatmu seresah ini, Drake?"

"Kau tentu tahu," Drake mengangguk "Nyx adalah Dewi penguasa malam. Dia memiliki aura mengerikan. Kadang bersikap seperti Lilith, dia benar-benar makhluk yang harus dihindari. Tapi putrinya—" Drake menggeleng seolah kehabisan kata-kata untuk menjelaskan seperti apa Joanne di matanya.

"Aku tidak tahu kenapa Joanne bisa memiliki dua aura yang saling bersinambungan. Dia memiliki energi negatif dan positif yang pada nyatanya sangat mustahil dimiliki oleh setengah dewa,"

"Jika anak itu hasil hubungan dewi dengan manusia biasa. Umumnya dua energi hanya dimiliki oleh peranakan para darah murni. Tentu aku tidak menyebutkan Sean dan Bellatrix memilikinya karena kau bukan sepenuhnya dewi,"

"Tapi tidak semua peranakan darah murni memiliki dua energi berbeda. Contohnya aku sendiri. Dan Eleanor adalah contoh lainnya, peranakan darah murni yang memiliki dua energi berbeda."

Mata Vale memicing, tak paham dengan kalimat sang suami.

"Maksudnya begini. Nyx, dia hanya memiliki aura negatif. Apapun yang dia lakukan selalu berujung kerusuhan. Intinya dia meresahkan, mungkin niatnya hanya untuk menakuti orang-orang agar tidak keluar pada malam hari terutama jika sudah larut. Tapi apa yang terjadi selalu di luar skenario, karena Nyx merasa berkuasa atas malam. Niatnya untuk menakuti orang-orang akan keluar jalur dan berakhir menjadi jebakan-jebakan maut. Siapapun yang termakan rayuan muslihat Nyx akan meregang nyawa,"

"Joanne, aura positif dan negatifnya saling berkaitan. Dia menguarkan aura negatifnya murni untuk tujuan positif, bukan menjebak seperti apa yang Nyx lakukan. Kau paham?" Drake menoleh pada Vale yang masih terlihat kebingungan.

Vale mengangguk patah-patah "ya mungkin saja aku paham tapi karena udara yang dingin memperlambat kinerja otakku," jawabnya.

"Ngomong-ngomong apa Sean tahu jika Joanne keturunan dewa?"

"Ku yakin tidak," jawab Drake lugas

"Bagaimana bisa? Bukankah Sean mewarisi darah dewa darimu? Artinya dia murni dewa, kan?" Ucap Vale

"Sayang," sebut Drake "tidak semua anak-anak berdarah murni dapat mengenali atau mengidentifikasi keturunan dewa lain. Intuisi dan insting juga perlu diasah. Mereka tidak berkembang begitu saja. Sama seperti kekuatan,"

"Lalu kau?"

"Aku?" Drake menyeringai tipis "aku ditakdirkan menjadi sempurna, Valerie. Tentu saja aku dapat mengenali keturunan dewa lain sejak kecil,"

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang