Part ini panjang, tolong komen biar aku seneng 😭
"Tuan, tolong maafkan saya." Si penjaga toko Kamomile berlutut di depan Harvey usai beberapa kali Harvey hantam dengan tinjunya.
"Aku tidak butuh permohonan maafmu, yang aku butuhkan adalah kejujuran. Kau menjual obat tidur pada gadis berambut coklat tadi, kan?" Mata Harvey melebar, tapi pupilnya justru mengecil.
Harvey Stainlyeon dikenal sebagai pengawal dewa yang sulit keluar dari zona nyaman dan mudah panik, sekarang mengamuk seperti orang kesetanan. Tidak akan ada yang menduga bahwa dia bisa melakukan hal semacam ini.
Memukuli orang?
Langka sekali, kecuali dia disuruh oleh tuannya.
Harvey maju, meraih kerah kemeja si penjaga toko dia dekatkan ke wajahnya. "kau menjualnya, kan?" Teriak Harvey murka, dia benar-benar marah.
Si penjaga toko memejamkan mata, tubuhnya bergetar kuat. Dia juga tak menduga laki-laki ramah seperti Harvey bisa semarah ini.
"Kau tahu kenapa istana melarang penjualan obat itu?"
"Ti—tidak, tuan." Penjaga toko bernama Benjamin menggeleng patah-patah.
"Karena masih banyak orang yang ingin menyalahgunakan obat itu termasuk gadis tadi,"
"Dan kau tahu karena kau menjual obat tidur secara ilegal, kau membuat seorang anggota keluarga kerajaan mengalami kejadian nahas. Bagaimana jika Ratu Lucia atau bahkan Raja Yo tahu bahwa kau yang menjualnya? Hukuman apa yang pantas kau dapatkan? Hah?!" Genggaman tangan Harvey di kerah Ben makin mengerat.
Ben terkaku di tempatnya, dia menelan saliva beberapa kali. Tenggorokannya terasa sangat kering. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
"Jadi kau mau mengakui atau tidak?"
"Mengakui, tuan." Jawab Ben dengan suara lirih.
Harvey lantas menyentak kasar Ben sampai pria paruh baya itu tersungkur di tanah. "dia membayarmu berapa sampai kau rela mempertaruhkan nyawamu?"
Ben menatap Harvey dengan pandangan takut, lalu menggeleng ringan.
"Dua keping koin emas, Tuan Harvey." Ben menunduk dalam, merenungi perbuatannya.
Harvey tertawa "dua keping? Hanya dua keping?"
Laki-laki itu berbalik badan, mengusap rambut hitamnya sambil terus tertawa. Tidak habis pikir dengan tingkah manusia—eh tapi dia juga manusia.
"Istana bahkan menggajimu puluhan keping koin emas tiap bulannya. Bodoh sekali!" Kata Harvey.
Lalu saat dia berbalik badan lagi, Ben sudah kehilangan kesadarannya. Mata Harvey bergulir, dia berjongkok menggoyangkan badan Ben pelan sambil memanggil namanya. Tapi pria itu tak juga bangun.
Harvey berdiri, dia berjalan ke arah jendela toko, menyibak kordennya dan langsung disuguhi pemandangan super gelap. Kabut berwarna coklat pekat membungkus Voresham.
"Astaga. Aku harus mencari Alice sebelum ikut bertempur,"
Harvey mensetting matanya menjadi mata burung hantu, agar bisa melihat di kegelapan. Dia juga mengecilkan lubang hidungnya agar kabut Drake tidak banyak terhirup olehnya.
Setelah itu Harvey keluar dari toko tanpa mempedulikan Ben yang tergolek lemas karena menghirup kabut Drake.
******
Yoshi, Lucia, Liana, Allen dan Elio kalang kabut di istana. Banyak prajurit yang bergelimpangan karena menghirup kabut milik Drake.
Benar kata Elio, ketika semua itu terjadi tidak ada lagi waktu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT KILLERS
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN] ⚠️UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH ini adalah kisah akhir dari trilogi Voresham. The ice prince yoshinori Mate from the dark Silent killers Alurnya enggak terlalu berkaitan ta...