To the moon

366 52 20
                                    



SONG—COLDPLAY FIX YOU






Suasana kantin akademi militer sangat ramai. Enam ratus murid angkatan 35 tumpah ruah di tempat itu. Banyak aktivitas yang mereka lakukan di sana, ada yang makan, sekedar bercengkrama, berdiskusi dan masih banyak lagi.

Di antara banyaknya murid antri mengambil makanan terlihat gadis berambut brunette membawa nampan makanan. Dia mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari Sean. Dia tersenyum kecil begitu melihat Sean duduk sendirian di pojok kantin.

Sean terlihat seperti anak dikucilkan atau korban bully walau sebenarnya auranya terasa sangat adikara sebagai murid baru.

Setelah mendapat sepotong daging salmon beserta kuahnya, Bella melangkahkan kakinya menuju meja tempat Sean makan.

"Sudah seminggu ini ku lihat kau selalu menyendiri, kenapa?" Bella menoleh sejenak kemudian mengaduk makanan di nampannya.

"Malas berkumpul mereka, apalagi melihat anak berambut merah itu," tunjuk Sean dengan dagunya, anak laki-laki berambut merah terlihat melakukan perundungan terhadap teman sekamar Sean yang lain—Jeremy.

Bella mengikuti arah pandang Sean, lalu menghela napas "masih baru dan sudah merundung," Bella berdecak kagum.

"Di asrama juga seperti itu. Dia berlagak seperti tuan besar yang segalanya minta dilayani," ucap Sean menjelaskan.

"Oh itu teman sekamarmu,"

Sean mengangguk, dia meraih gelas minum kemudian menuangkan air tersebut ke nasinya. Sean menjadikan air tadi sebagai kuah, dia memakannya tanpa ragu sedikitpun. Sejujurnya Bella keheranan dengan cara makan Sean yang nyeleneh banget.

"Di sana disediakan kuah tadi, kenapa kau tidak mengambil dan malah menuang airmu ke mangkuk nasi?"

"Kuah itu berasal dari salmon aku tahu, tidak enak. Amis," sebut Sean

"Kau seperti Kak Josephine, ya. Tidak suka salmon,"

"Tentu saja aku adiknya," jawab Sean.

Di meja lain tak jauh dari tempat Bella dan Sean duduk, berkumpul teman sekamar Bella. Mereka tampak membicarakan sesuatu yang menyenangkan.

"Kakak kelas itu, kenapa dia makan di kantin murid tahun pertama?" Grace buka suara setelah sekian lama memerhatikan kumpulan kakak kelas berjumlah empat di depan sana, bersebelahan dengan meja Sean dan Bella.

Gedung sekolah tiap angkatan itu berbeda, termasuk juga kantin dan asramanya.

Reina yang kebetulan memunggungi sosok itu langsung berbalik badan. "jadi kau belum tahu dia siapa?"

Grace menggeleng polos begitu juga dengan Joanne.

"Apa yang kalian lakukan di kelas?" Suara Reina terdengar tak percaya.

"Tentu saja belajar," kata Joanne

Reina mendengus pelan "membosankan, namanya Claire Morrigan dia asdos sir Harlan yang akan mengajar tentang bahan-bahan peledak." Jelas Reina membuat kedua temannya mengangguk serentak.

"Ah bukan, termasuk seperti cara membuat bom, meriam, senapan yang masih menggunakan bubuk mesiu. Yah seperti itu lah," kata Reina

"Kata teman sebangkuku, dia memang terkenal di kalangan adik kelas. Cara mengajarnya asyik. Selain itu dia juga cantik dan pandai. Dia sekolah di sini karena beasiswa,"

Gadis berambut merah itu lantas memajukan tubuhnya "dia yatim piatu," bisiknya lirih.

Mata Grace melebar takjub, bukan karena cerita Reina tapi lebih ke kemampuan gadis itu.

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang