LOVE, LIGHT, POWER, DANGER, MYSTERY

333 51 2
                                    

LOVE, LIGHT, POWER, DANGER, MYSTERY






Readers yang baik akan selalu vote dan komen, hahaha...

Enjoy...







Sebelum pergi ke istana untuk melihat keadaan putri bungsunya, Drake mampir sebentar di Northern Hill, membersihkan diri sekalian pake baju yang bener.

Usai dengan ritual singkatnya, mandi dan berganti pakaian, Drake bergegas ke istana.

Bangunan utama yang dia datangi adalah kastil tiga, tadi Lucia mengiriminya telepati mengatakan bahwa keadaan Valerie sangat kacau, perempuan itu tidak mau istirahat, makan, bahkan sekedar duduk saja dia tidak mau. Ya bagaimana Valerie bisa makan dan istirahat sedangkan anaknya berada di ruang kesehatan tergolek tak berdaya.

Vale langsung berlari menghampiri Drake begitu melihat figur lelaki itu memasuki kastil. Drake merengkuh Vale ke dalam dekapan hangatnya, dia tahu istrinya pasti tergoncang. Terlebih Drake tak menjelaskan apapun tentang kejadian yang menimpa Bella hari ini.

"Drake," ucap Vale dengan nada mengadu.

"Hmm,"

"Apa yang terjadi pada anak kita?" Isak tangis Vale mulai terdengar membuat Drake kian merapatkan pelukannya. Tangan besarnya mengusap punggung Vale bermaksud menenangkan.

"Jangan dipikirkan terlalu dalam, yang penting sekarang Bella sudah baik-baik saja. Dia hanya sedang istirahat,"

Vale melerai pelukan, dia mengusap kasar air matanya yang berjejak di pipi. Drake menghela napas melihat sekacau apa Valerie saat ini. Sebelah tangan Drake terjulur, mengusap lembut sisa air mata di wajah sang istri menggunakan ibu jarinya.

"Get some rest, dear. You look so tired," ucap Drake sambil memerhatikan wajah Valerie dengan tatapan teduhnya.

Valerie menggeleng kukuh "apa yang harus aku istirahatkan, Drake? Apa?"

"Yang lelah bukan raga tapi pikiranku," suara Vale merendah, tentu saja dia terus memikirkan bagaimana kondisi Bella nanti ketika bangun. Apakah Vale masih bisa melihat senyum indah putri bungsunya itu atau tidak. Vale trauma kejadian tentang Josephine terulang lagi.

"I know," sebut Drake berusaha memahami keadaan mental Valerie "tapi kau juga butuh istirahat. Jangan menampakkan wajah lelahmu di depan Bella nanti ketika dia bangun," Drake menggeleng "itu hanya akan membuatnya sedih. Dia tentu akan merasa bersalah padamu. Karena tindakan cerobohnya membuat semua orang khawatir terutama kau sebagai ibunya," tutur Drake penuh pengertian.

Mau bagaimanapun, Drake harus menyadari bahwa istri kecilnya ini memang masih kecil. Membicarakan hal berat dengan Vale harus pelan, lembut, pengertian. Karena Vale tidak akan pernah luluh dengan nada tinggi atau bahkan bentakan. Keduanya hanya akan membuat Vale semakin keras. Drake tidak ingin Valerie terus memelihara sifat buruknya yang satu itu.

Selama beberapa saat Valerie diam, namun dia tak melepaskan pandangannya dari lelaki yang lebih tinggi darinya. Sebelah tangan Vale meremat-remat samping gaunnya, sebenarnya Vale tidak ingin pergi istirahat sebelum mengetahui secara pasti keadaan Bellatrix. Tapi Vale juga harus tahu konsekuensi apa yang dia dapat jika melawan sang suami. Tidak ada yang salah dari permintaan Drake. Vale mengerti bahwa kondisi Drake juga tak jauh berbeda darinya, hanya saja Drake pandai menyembunyikan semua itu.

Tidak ada yang mengharapkan insiden buruk ini terjadi.

"Istirahat ya, sayang." Bisik Drake lembut "mau aku peluk sampai tidur?" Tawar lelaki itu.

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang