⚠️🔞 Terdapat adegan dewasa dan kekerasan. Silahkan diskip bagi yang underage. Eh, tapi itu inti masalahnya, gimana dong.Beberapa saat lalu di kastil Reveal, kediaman Julian dan Alice.
Alice sedang duduk di tepi ranjang Julian memerhatikan apa saja yang dilakukan oleh laki-laki itu.
"Kau ingin pergi kencan ke mana dengan Josephine?" Alice buka suara membuat Julian menghentikan aktifitasnya. Dia menoleh menatap kembarannya.
"Aku bingung,"
"Kau tidak memiliki rencana sama sekali?" Mata Alice melebar kaget.
Julian berbalik badan setelah mengambil jas warna hitam. Selain pergi kencan dengan Sephine, hari ini dia diundang untuk makan bersama juga. Jadi Julian tak mengenakan jas warna lain, hitam saja agar terkesan formal.
"Aku sebenarnya ingin mengajak dia ke toko buku, kau tahu sendiri dia suka pergi ke sana. Tapi sepertinya akan sedikit membosankan. Kau ada ide?"
"Eum bagaimana kalau pergi ke cafe milik Arai? Dekat Hungry Bistro itu. Kau belum pernah ke sana, kan?"
Julian menggeleng "belum,"
"Latte greentea di sana paling juara. Sephine pasti suka,"
Laki-laki itu tersenyum tipis mengingat sesuka apa Josephine pada latte greentea. Akhirnya sekarang Julian memiliki tujuan ke mana akan mengajak Sephine kencan.
"Kau akan ke cafe pukul berapa nanti?" Tanya Alice seraya beranjak dari duduknya.
Julian berdiri di depan cermin, memasang kancing jasnya "pukul tujuh mungkin karena aku harus bertemu Paman Drake terlebih dahulu untuk meminta izin," kata Julian berbohong, dia tak mungkin mengatakan pada Alice bahwa dirinya diundang ke istana untuk makan bersama. Dia menjaga kepercayaan Josephine.
Alice menganggukkan kepalanya lalu dia berjalan menghampiri Julian, laki-laki itu dibuat kaget karena Alice memeluknya dari belakang. Sebenarnya ini bukanlah hal baru bagi Julian. Alice sering melakukannya. Tapi entah kenapa dia masih merasa aneh dan canggung. Julian berpikir, dia dan Alice tidak seharusnya berinteraksi seintim ini.
"Julian," panggil Alice dengan suara serak.
Julian bergumam berat sebagai jawaban. Laki-laki itu menatap refleksinya dengan sorot tak terbaca.
"Kau masih saja terasa kaku. Kita bahkan pernah melakukan lebih dari ini." Alice melerai pelukan, dia membalik tubuh Julian secara perlahan. Keduanya lantas bertatap mata dalam.
Tatapan mata Alice pada Julian berarti damba, sedangkan tatapan mata Julian pada Alice penuh kebingungan. Kenapa Alice harus seperti ini kepadanya. Padahal Alice dan dirinya adalah saudara sedarah.
Mereka juga berbagi rahim yang sama.
Bukankah hubungan semacam itu sangat terlarang?
Kedua tangan Alice terangkat, menangkup wajah Julian seraya mengusapnya dengan ibu jari. "Julian. Kau tahu kan aku sangat mencintaimu,"
Julian menggigit bibir bawahnya, seharusnya hal ini tak dibiarkan sampai berlarut-larut. Namun bodohnya Julian seperti tidak memiliki kuasa menolak Alice.
Sekali pernah berhubungan badan, Julian merasa ingin terus melakukannya. Dengan Alice atau mungkin perempuan lain.
Sepertinya gen suka bersetubuh dari Aphrodite sungguhan menurun pada Julian. Hanya saja tak banyak orang lain tahu, dan Julian berusaha mengalahkan hasratnya itu.
"Tidak bisakah kau bersamaku saja?" Tanya Alice, mata sayunya hampir membuat Julian hilang akal.
Julian menangkup tangan Alice yang berada di wajahnya, dia menggeleng samar. "tidak bisa, Alice. Kita saudara, kita sedarah. Hubungan kita sangat terlarang," kata Julian lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT KILLERS
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN] ⚠️UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH ini adalah kisah akhir dari trilogi Voresham. The ice prince yoshinori Mate from the dark Silent killers Alurnya enggak terlalu berkaitan ta...