Jangan lupa vote dan komen ya zheyeng...
Peperangan berakhir setelah Drake menjatuhkan jantung Alice tepat di samping jasad gadis itu. Prajurit Aragorn membubarkan diri tanpa perintah.
Drake menapakkan kakinya di tanah usai menerima peningkatan kedudukan dari Arthur. Lelaki itu menoleh pada Aragorn yang menangis histeris karena kehilangan dua anak sekaligus.
Dia kemudian berjongkok, memanggil empat binatang peliharaannya mendekat. Drake memutar lengan salah satu mayat prajurit Aragorn, dia mengacungkan lengan itu ke arah tiga anjingnya.
"Axton, Xion, Xilon, kemari!"
Ketiga anjing itu langsung mengerubungi Drake. Mereka memakan apa yang Drake berikan. Dia tersenyum tipis, tangannya terjulur mengusap kepala anjingnya secara bergantian.
"Jal haesseo (kerja bagus)" Drake memajukan tubuhnya mencium moncong ketiga anjingnya secara bergantian.
Drake menoleh mendengar suara erangan dari naganya, sepertinya hewan itu cemburu karena sedikit terlupakan. Drake terkekeh, dia berdiri seraya menyeret satu mayat untuk dia berikan pada naganya.
"Kau cemburu? Tidak perlu seperti itu, aku memperlakukan kalian dengan adil," Drake melempar mayat tadi ke mulut naganya.
Mata naga itu berkilat seperti mengucapkan terimakasih pada Drake.
******
"Aragorn.. Aragorn, apa yang terjadi pada Alice?" Aphrodite meraba-raba sekitar sampai tangannya menangkup wajah Aragorn lalu dia arahkan kepadanya.
Dunia Aragorn seperti luluh lantah, setelah kehilangan dua anak sekarang dia juga harus menerima kenyataan bahwa Aphrodite menderita karena tidak bisa melihat. Namun siapa yang mau dia salahkan?
Drake?
Valerie?
Tidak bisa. Tidak semudah itu Aragorn memutarbalikkan fakta.
Lagi pula mau menyangkal sekuat apa, Julian memang salah begitu juga dengan Alice. Josephine sepenuhnya korban, tentu saja orangtuanya tidak terima.
"Aragorn! Jawab!" Tuntut Aphrodite suaranya meninggi bergetar.
"Dia mati," lirih Aragorn.
Mata Aphrodite melebar, pandangannya kosong "bagaimana bisa? Bagaimana bisa?" Aphrodite kalut, memukuli lengan Aragorn dengan sisa tenaganya.
Aragorn meraih sebelah tangan Aphrodite lalu membawa perempuan itu ke dalam pelukannya "maafkan aku, aku bodoh karena terlalu marah sampai aku tidak sadar telah menikam anak sendiri." Lelaki itu mengaku, dia tak bisa menghalau air matanya. Dia menangis di pundak Aphrodite sampai pakaian Aphrodite basah.
Aphrodite menjerit, dia tidak tahu secara jelas apa yang telah dilakukan oleh kedua anaknya sampai harus berakhir seperti ini.
Beberapa saat kemudian Aphrodite melerai pelukan, dia berbalik badan "Drake!"
Drake yang tengah memberi makan naganya menoleh separuh, "kenapa?"
Aphrodite berdiri "kau!" Tunjuknya "bukankah kau juga memiliki anak? Bagaimana jika hal ini terjadi pada anakmu? Kau tidak tahu hancurnya aku sebagai orangtua melihat kedua anakku harus pergi dengan cara seperti ini?" Aphrodite berteriak membuat Drake tertawa.
"Orangtua? Kedua anak?" Ulang Drake "yang mati hanya Alice. Julian masih hidup sekalipun gila,"
"Dan kau baru saja menyebut dirimu orangtua?" Drake berdecih "melahirkan tak lantas membuatmu menjadi orangtua, Aphrodite. Kau bisa disebut sebagai orangtua jika kau melahirkan dan berhasil mendidik anak-anakmu. Sedangkan kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT KILLERS
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN] ⚠️UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH ini adalah kisah akhir dari trilogi Voresham. The ice prince yoshinori Mate from the dark Silent killers Alurnya enggak terlalu berkaitan ta...