Daughter of....

338 51 55
                                    


Jangan lupa vote dan komen, ye 🔪









Entah kenapa akhir-akhir ini Sephine hobi berdiri di depan cermin sampai bermenit-menit lamanya. Tidak ada yang tahu secara pasti apa yang dia pikirkan selama bercermin. Namun yang jelas Sephine selalu memikirkan satu hal.

Pantaskah dia mendapatkan laki-laki seperti Draco?

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan gadis itu, dia mengambil mantel coklatnya dan beranjak dari sana. Begitu pintu terbuka dia langsung disuguhi paras rupawan Sang Dewa Kematian.

"Apa aku membuatmu menunggu?" Tanya Draco

Sephine menggeleng "tidak. Kau sudah makan?"

Draco selalu bingung jika diberi pertanyaan seperti itu. Karena dia memang jarang makan dan minum. Tapi sekalinya minum, darah binatang. Sampai sekarang Sephine belum tahu fakta satu ini.

"Temani aku makan," Sephine keluar dari kamar "mommy membawakan banyak croissant tadi dan aku belum sempat memakannya,"

"Baiklah,"

Mereka berdua lantas berjalan beriringan menuju ruang makan. Di atas meja makan tersedia berbagai jenis makanan yang Draco tidak paham kenapa manusia memakan makanan sebanyak itu.

Sephine duduk dan langsung mengambil satu croissant dari keranjang dia taruh di atas piring. Draco duduk tepat di samping Sephine memerhatikan apa saja yang gadis itu lakukan.

"Kau baru dari mana?" Sephine membuka obrolan setelah memotong croissant menjadi beberapa bagian.

"Dari bawah," Draco menjawab, dia membuka mulut saat Sephine menyodorkan sepotong croissant.

"Enak?"

Draco mengangguk "enak. Pasti dari toko bakery milik mendiang Lyla,"

"Kau tahu ternyata," Sephine tersenyum tipis "oh iya apa ayah sudah memberitahumu sesuatu?"

Mata Draco melebar "tidak, Drake tidak mengatakan apapun."

Sephine menghela napas pelan lalu berkata "kau pergi menemui ayah dan mommy, kan?"

"Ya waktu itu, aku meminta restu darinya. Kenapa?"

"Kami sudah membahas hal itu, dan malam ini aku akan memberikan jawabannya." Ujar Sephine menaruh garpunya ke atas piring kecil tadi.

Seketika Draco membenahi duduknya menghadap pada Sephine, tidak perlu khawatir karena di ruang makan hanya ada mereka berdua. Semua pelayan ada di depan.

"Aku siap mendengarnya apapun itu keputusanmu," ucap Draco penuh keyakinan.

"Yakin? Jangan kecewa, ya!" Balas Sephine.

Sephine menatap Draco tepat di iris peraknya. Jantungnya berdetak kencang, dia mendadak gugup padahal memiliki rencana untuk mengerjai Draco. Tapi sepertinya tidak akan terealisasi.

"Josephine, jangan membuatku gelisah." Draco meraih sebelah tangan Sephine dia genggam. Sephine bisa merasakan sedingin apa telapak tangan Draco sekarang. Sesuatu yang tidak biasa, karena Draco selalu memiliki suhu badan normal sekalipun di tengah musim dingin.

"Kau tidak akan menyesal kan nantinya?" Tanya Sephine lirih.

"Menyesal kenapa?"

Sephine menggeleng samar "karena aku sudah tidak lagi—"

"Berhenti membicarakan itu, Josephine. Aku harus mengatakannya berapa puluh kali lagi agar kau yakin?" Draco memotong kalimat Sephine karena dia tahu ke mana arahnya.

SILENT KILLERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang