Jangan lupa vote dan komen
"Hai.. gagah sekali kau ya seperti tuanmu," sebelah tangan Draco terjulur mengusap kepala anjing milik Drake.
Dia melangkah masuk secara perlahan usai menutup pintu kastil. Anjing itu persis dengan pemiliknya yang tak pandai berbohong. Dia akan langsung menggelayuti kaki tamu jika menyukai tamu itu, atau tamu tadi tak memiliki niat jahat walau hanya berupa pikiran sekilas.
Draco duduk di sofa panjang, dua anjing ada di masing-masing kakinya. Anjing dengan bulu berbeda ada di pangkuannya. Sedangkan Drake pergi ke belakang mengambilkan sesuatu untuknya.
"Siapa saja ini namanya, Drake?" Draco bertanya ketika melihat Drake kembali dari belakang. Lelaki pemilik kastil itu meletakkan sebuah gelas berbahan perak ke hadapan Draco.
"Xion, Xilon, Axton."
"Jantan semua?" Draco mengangkat pandangannya
Drake mengangguk "aku tidak suka betina kecuali Valerie,"
Celetukan Drake membuat Draco berdecih "kau menyebut istrimu betina?"
"Kau membicarakan jantan tentu saja aku menjawabnya betina,"
"Biar ku tebak, pasti yang bulunya beda ini bernama Axton," ujar Draco seraya menangkup wajah anjing di pangkuannya dengan kedua tangan.
"Betul. Dia anjing pertama pemberian father sebagai temanku menempati kastil ini untuk pertama kalinya juga,"
Lalu anjing tadi berpindah ke dekat Drake, menggelayuti tubuh Drake seperti minta dielus-elus.
Draco memajukan tubuhnya, meraih gelas tadi kemudian mendekatkannya ke hidung. Matanya terpejam menikmati aroma cairan di dalamnya.
"Ini apa?"
"Kambing gunung,"
Dahi Draco mengernyit halus "bukankah aku minta rusa?"
"Marahi saja pengawal Eleanor itu. Aku juga berkata rusa lalu dia datang membawa kambing gunung," Drake menyahut acuh.
Lelaki itu berdecak lirih, menggeser netranya pada sang adik yang tengah menikmati cairan merah dari gelas. Terlihat sangat nikmat.
"Kau sungguhan aneh." Kata Drake "apa kau memiliki gen vampire? Bagaimana bisa Dewa Kematian suka minum darah?"
Draco menaikkan kedua alisnya secara bersamaan, matanya menatap cairan pekat di dalam gelas kemudian beralih menatap sang kakak.
"Itulah kenapa cerita ini berjudul silent killers," dia menjawab lugas.
"Killers, kalau memakai s berarti banyak. Siapa saja?" Suara Drake mengecil disertai seringaian tipis.
Draco diam sebentar, membiarkan Drake berkubang dalam rasa penasarannya.
"Aku dan anak-anakmu nanti," kata Draco akhirnya.
"Anak-anakku?" Drake mengulanginya "apa father tahu kau suka seperti ini?"
"Tentu saja," Draco menjawab setelah menaruh gelas tadi ke meja "aku tidak tahu binatang apa yang ada di tubuhku. Yang jelas dia sangat menyukai darah,"
"Lintah mungkin. Lalu kau sendiri? Juga menyukai cairan itu?"
Draco mengangguk, matanya memandang ke arah gelas yang isinya tinggal setengah. "Tanpa binatang itu aku memang menyukai darah. Seperti kau dulu,"
"Aku hanya menyukai aroma darah, bukan suka minum darah," Drake membenarkan.
"Ya. Yang jelas kita saudara pasti memiliki banyak kesamaan," laki-laki berusia lima belas tahun itu menyandarkan tubuhnya ke belakang. Kepalanya terdongak sedikit, matanya terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT KILLERS
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN] ⚠️UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH ini adalah kisah akhir dari trilogi Voresham. The ice prince yoshinori Mate from the dark Silent killers Alurnya enggak terlalu berkaitan ta...