Assalamualaikum...
Maaf seminggu digantung 😤😓
Selamat membaca :)
"Sayang." Zahwan berucap dengan suara serak khas bangun tidur. Berusaha membuka matanya yang masih terasa berat dengan satu tangan yang menggapai-gapai sebelah tempat tidurnya.
Kosong. Itulah yang ia rasakan di kasur sebelahnya.
"Laila."
Tak mendapatkan sahutan dari istrinya, Zahwan terpaksa membuka matanya walau masih malas terbuka. Melihat jam yang menempel di dinding yang menunjukkan pukul 3 lewat 10 menit. Tak hanya itu, sayup-sayup ia juga mendengar suara guyuran shower dari dalam kamar mandi.
Ia pikir istrinya tengah mandi di sana.
Sambil menunggu Laila selesai mandi, Zahwan memilih menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Mengingat kejadian semalam, tanpa sadar membuat bibirnya membentuk lengkungan bak bulan sabit.
"Maa Syaa Allah." Dia menggumam, lalu di detik selanjutnya, dia menggelengkan kepala dengan senyum yang sukar dihentikan. "Astaghfirullah. Laila, Laila, hebat banget sih kamu buat saya sampe saya senyum-senyum gini. Astaghfirullah, Ya Allah."
Ceklek!
Zahwan mengalihkan perhatiannya pada suara pintu yang baru saja terbuka. Di sana, terlihat Laila tengah menggulung rambut panjangnya dengan handuk. Istrinya itu sudah berpakaian lengkap, sepertinya dia sudah memakai pakaiannya di dalam.
"Gus udah bangun? Mandi gih, aku siapin pakaian buat sholatnya. Ayo kita tahajjud-an bareng," ucap Laila begitu menyadari sang suami tengah bersandar dengan tatapan terarah padanya.
Perempuan itu segera berjalan ke arah koper untuk mengambil perlengkapan sholat. Dia sama sekali tidak berani melihat ke arah Zahwan sama sekali. Rasanya, ia masih malu gara-gara yang semalam. Mengingatnya saja mampu membuat wajahnya merona merah.
Sementara Zahwan tertawa kecil melihat istrinya yang malu-malu itu, lantas dia bangkit dan beranjak masuk ke dalam kamar mandi. Di menit ke-10, Zahwan kembali keluar dengan handuk yang menutupi setengah tubuhnya. Melihat itu, Laila yang sudah duduk di atas sajadahnya segera berbalik membelakangi Zahwan.
Walaupun ia sudah menjadi istri sholehah-nya Zahwan, tetap saja ia masih malu dan deg-degan melihat Zahwan yang seperti itu.
"Bajunya udah aku siapin di atas kasur, Gus," ucapnya.
"Makasih, Zaujati," balas Zahwan dengan senyum simpul.
Setelah memakai pakaiannya, Zahwan berdiri di atas sajadah yang telah Laila hamparkan untuknya. Dia berdeham pelan, mengode sang istri kalau dia susah siap. Laila mengerjapkan matanya, kemudian dia segera bangkit dan berdiri di belakang imamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laila Dan Hujan
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA] Bagi orang-orang, dan khususnya para perempuan di luar sana, Gus Zahwan itu merupakan sosok yang : Ramah, Lembut, Kalem, Tinggi ilmu, Hafidz Qur'an, dan Beradab. Paket komplit untuk jadi sua...