🍁 Pertemuαn 🍂

7.2K 936 5
                                    

Pagi hari ini, Laila sedang menyiram tanaman di sekitar asrama putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini, Laila sedang menyiram tanaman di sekitar asrama putri. Karena ia tidak ada kerjaan, Laila memilih menyirami tanaman saja. Kebetulan juga dia sudah mandi dan sedang halangan untuk mengaji subuh ataupun menghafal Al-Quran.

Laila menyirami tanaman sambil menandungkan sholawat kecil. Bahkan saking asiknya, hingga ia tak sadar kalau ada Ning Maryam di depannya.

"Assalamualaikum, Kakak Ila rajin banget ya," sapa Ning Maryam dengan ramah di sertai senyum geli. Dia sekarang sedang menggendong putranya yang terlihat habis menangis.

"Eh, Wa'alaikumussalam, Ustadzah Maryam." Laila menyengir malu setelah berbalik melihat istri Gus Adam itu. "Enggak kok, Ustadzah, Ila cuma lagi enggak ada kerjaan aja."

"Di dalam udah pada bangun semua 'kan? Atau ada yang belum?" Ning Maryam melihat ke dalam asrama secara sekilas.

"Di kamar Ila sih udah bangun semua, Ning. Tapi enggak tahu kalau di kamar lainnya. Tadi Ustadzah Saudah dan Mbak May masuk ke dalam, mungkin itu lagi dicek-in."

Ustadzah Saudah adalah salah satu pengurus pondok, sementara Mbak May adalah lurah pondok yang bertanggung jawab khusus pada asrama putri.

Ustadzah Maryam pun mengangguk mengerti.

"Salim ganteng kenapa nangis?" tanya Laila setelah menyadari Salim yang sesenggukan kecil digendongan ibunya.

"Salim badannya lagi panas. Kayaknya dia sakit. Bangun tidur dia langsung nangis dan enggak mau lepas. Jadi gini deh, digendong mulu kayak koala," jelas Ning Maryam.

"Salim sakit? Cepet sembuh ya, nanti Kakak Ila ajak beli mainan lagi," ucap Laila sambil memainkan tangan kecil Salim.

"Jangan mau digendong terus, kasihan Ummi-nya, kan Salim mau punya adek lagi, ya ganteng?" sambungnya. Ning Maryam memang sedang mengandung lagi sekarang. Dan usia kandungannya sekitar 4 bulan-an.

Kemudian Salim merespon dengan anggukkan kecil.

Dengan senyum senang, Laila lalu mengelus kepala Salim beberapa kali. "Pinter."

"Yaudah, kalo gitu saya mau ke rumah Umi dulu ya," pamit Ustadzah Maryam.

"Iya, Ning."

"Oh iya, Ila juga nanti ke sana ya, kata Umi A' Zah pulang." Ning Maryam menoleh sebentar pada Laila.

Sementara gadis itu menautkan alisnya. "A' Zah? Anak Umi yang di Mesir itu? Yang enggak pulang-pulang?"

Laila Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang