[FOLLOW SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA]
Bagi orang-orang, dan khususnya para perempuan di luar sana, Gus Zahwan itu merupakan sosok yang : Ramah, Lembut, Kalem, Tinggi ilmu, Hafidz Qur'an, dan Beradab.
Paket komplit untuk jadi sua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assalamualaikum!
Jangan kendor ya* Sebelum baca yuk vote dulu
Selamat membaca🔥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayah ... jagain Bunda ya?" pinta Laila dengan suara serak.
Fatur mengangguk, melepaskan pelukannya kemudian mengusap bagian bawah mata putrinya yang berair. Cadar yang dipakai gadis itu juga sedikit basah di bagian pipinya. Fatur menatap sang putri dengan tatapan teduh dan menenangkan.
"Ila, dengerin Ayah, tanpa kamu minta pun Ayah akan selalu jaga Bunda. Kamu jangan khawatir ya?" Laila mengangguk. Ayahnya lalu melanjutkan.
"Ayah sama Bunda akan pulang. Kamu jangan nakal di sini, nurut apa kata suami kamu. Jangan bebani dia dan keluarganya. Kamu harus terima apa yang suami kamu punya. Bersyukurlah atas apa yang Allah lebihkan pada suami kamu. Dan ikhlaslah atas apa yang Allah kurangkan kepada pada suami kamu."
Fatur tersenyum hangat seraya mengusap kepala putrinya. "Paham, sayang?" Laila mengangguk. "Paham, Yah. Ayah jaga diri baik-baik."
"Pasti."
"Bundaa." Laila kemudian berhambur ke pelukan Kiara.
Kiara tersenyum kecil melihat putri tunggalnya yang masih manja ini. Ia kemudian mengusap punggung sang putri menenangkan. "Udah sayang, jangan nangis lagi. Kita cuma mau pulang doang kok, enggak ke mana-mana. Lagian kamu juga udah biasa di sini 'kan? Jadi nggak asing lagi."
"Tapi nanti kalo Ila kangen Bunda gimana?" Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap sang Bunda.
"Kalau kamu kangen ya tinggal main ke rumah, sayang. Lagian rumah Bunda sama Ayah 'kan rumah kamu juga, kamu sama Zahwan bisa main ke sana kapan aja."
"Cup cup cup ... udah, jangan nangis lagi. Ummi sama Abi kamu ngelihatin tuh, masa kamu enggak malu sih sama mertua kamu. Salim sama Salamah aja enggak nangis."