Assalamualaikum, I'm comeback!!
Seperti biasa, tandai typo dan kalimat yang aneh😋😁
Selamat menikmati ♨
Laila dan Zahwan kembali ke pesantren sore hari—tepat saat acara perpisahan selesai. Baru saja menjejakkan kaki di teras rumah, mereka berdua ternyata sudah di tunggu oleh Abi, Ummi dan lainnya di ruang tamu ketika masuk.
"Assalamualaikum," ucap Laila dan Zahwan bersamaan.
"Wa'alaikumussalam," jawab orang yang berada di dalam sana.
Zahwan sedikit bingung dengan keluarganya sekarang. Tatapan mereka padanya dan Laila berbeda dari biasanya. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Sini duduk, Nak." Kiyai Abdurrahman mempersilakan.
Mereka lantas duduk di kursi yang kosong hingga setelahnya semua diam beberapa saat. Melihat keanehan keluarganya ini membuat Zahwan menautkan alisnya—semakin bingung, lantas dia memilih buka suara.
"Ini ada apa ya Bi? Kenapa pada diam?"
Kiyai Abdurrahman menghela napas sebelum menjelaskan. "Sebelumnya Abi minta maaf sama Nak Laila, tapi apa bener kalau Ayah Nak Laila korupsi?"
Mendengar itu Laila menelan ludah, menunduk menahan sesak di dadanya. Dari mana Abinya tau hal ini? Apa Zahwan memberitahukan ini tanpa sepengetahuannya?
Sementara Zahwan mengelus pundak istrinya seraya menarik napas, menatap Abinya lembut. "Ayah nggak pernah kayak gitu, Bi. Ini cuma kesalah pahaman."
"Salah seorang pengurus ngasih tau Abi kalau Ayah Laila masuk penjara karena telah korupsi," jelas Kiyai Abdurrahman. Lalu melanjutkan.
"Abi pikir ini cuma fitnah, makanya Abi tanyain langsung hal ini sama kalian."
"A-Ayah emang ditangkap Bi, tapi Ila yakin kalau Ayah nggak salah," cicit Laila tanpa mengangkat kepalanya.
"Enggak salah? Korupsi kamu bilang enggak salah?" Khadijah menatap Laila penuh arti.
"Korupsi itu hal yang haram Laila. Bagaimana bisa kamu bilang Ayah kamu enggak salah sementara dia masuk penjara?!"
"Mii." Kiyai Abdurrahman menenangkan sekaligus memperingati istrinya.
Sementara Laila meremas gamisnya erat-erat menahan rasa sesak di dadanya. Ucapan Umminya benar-benar melukai hatinya. Bahkan dia tak mampu lagi menahan air mata yang sedari tadi menumpuk di pelupuk mata.
Zahwan menggenggam tangan Laila. Pasti jiwa istrinya begitu terguncang. Ia pun menatap Umminya dengan lembut. "Mi, korupsi memang salah, itu salah satu dosa besar. Tapi kita nggak yakin Ayah ngelakuin itu. Ini semua kesalah pahaman, Ayah nggak pernah melakukan hal haram itu—"
"Tapi kenapa KPK menangkapnya? Karena dia terbukti salah 'kan?" sela Khadijah.
"Mi!" Abdurrahman kembali menegur dengan lembut sekaligus tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laila Dan Hujan
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA] Bagi orang-orang, dan khususnya para perempuan di luar sana, Gus Zahwan itu merupakan sosok yang : Ramah, Lembut, Kalem, Tinggi ilmu, Hafidz Qur'an, dan Beradab. Paket komplit untuk jadi sua...