🍁 Sabar 🍂

4.9K 747 52
                                    

Tandai typo!

Selamat membaca 🙆

"Sakit A', pelan-pelan," ringis Salim dengan sesenggukan yang belum juga mereda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sakit A', pelan-pelan," ringis Salim dengan sesenggukan yang belum juga mereda. Bocah itu kini tengah diobati oleh Zahwan karena tangannya tercakar kucing.

"Padahal ini udah udah pelan loh, Lim," balas Zahwan yang tengah fokus mengobati.

"Tapi sakit," kicau Salim.

Zahwan menghela napas. "Yang namanya diobatin ya sakit lah, Salim bin Adam."

Salim mengerucutkan bibir kecilnya. Laila lantas mencubit pelan pinggang Zahwan dan berbisik, "Jangan gitu, Salim masih anak-anak."

Laila lalu berganti menatap bocah itu. "Kucingnya tadi Salim apain? Kenapa bisa sampai nyakar?"

"Kucingnya nakal Kak Ila, padahal Salim mau bagi es krim Salim sama Oyen. Tapi Oyen malah nyakar tangan Salim, 'kan jahad," tutur Salim sambil menyeka air matanya setelah tangannya selesai diobati.

"Lagian kamu aneh sih, kucing di kasih es krim, ya enggak mau lah dia. Dingin," timpal Zahwan.

"Tapi niat Salim baik, A'!"

"Tapi kucing enggak suka es!"

"Tapi Salim suka!"

"Kalo kamu suka yaudah, lain kali jangan bagi-bagi ke kucing. Dicakar 'kan jadinya."

"Sssttt ... udah-udah. Salim, tadi Kak Ila buat donat loh, mau?" tawar Laila menengahi.

Seketika bocah itu mengangguk antusias. "Mau-mau!"

"Mau aja kamu," cibir Zahwan sambil mencubit pelan hidung kecil Salim.

"Biarin wlee, orang Kak Ila nawarin. Rezeki enggak boleh ditolak, iya 'kan Kak?" tanya Salim pada Laila.

Laila lantas mengembuskan napas pasrah sambil mengangguk sehingga Salim tersenyum puas pada Zahwan. "Tuh, 'kan bener kata Salim."

Zahwan menipiskan bibir. Mau tak mau ia harus Sabar menghadapi keponakan kecilnya ini.

Salim makan donat dengan lahap. Setelah menangis, sepertinya bocah itu kelaparan. Laila tertawa pelan melihatnya. Jujur saja, hatinya menghangat melihat kelucuan Salim dan Suaminya hari ini.

Melihat Salim yang sudah menghabiskan tiga potong donat, Zahwan yang cemburu dan tak mau kalah dengan bocah itu pun lalu mengambil satu donat untuk di makannya.

Setelah menghabiskan empat potong donat, bocah itu pun bersendawa. "Alhamdulillah," ucapnya sambil menepuk-nepuk pelan perut kecilnya yang sedikit membuncit.

"Mau minum 'kak," pintanya kemudian.

Laila tersenyum kecil, lalu bangkit dari duduknya. "Sebentar ya Kakak ambilin."

Selagi Laila mengambilkan minum, Zahwan diam-diam memerhatikan keponakannya dengan tatapan cemberut. "Lim, Kak Ila itu istri Aa', ngapain kamu suruh-suruh?"

Laila Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang