🍁 Sαh! 🍂

7.2K 867 32
                                    

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Laila yang sedang memakai kerudungnya melirik sekilas handphone yang menganggur di atas nakas. Di atas layar yang masih menyala itu terdapat pesan masuk dari Gus Zahwan. Penasaran, ia pun melihatnya.

Gus Zahwan : Assalamualaikum calon istri 😚

Gadis itu berdecih sebal melihat emot di akhir pesan tulisan Gus Zahwan. Untuk apa laki-laki itu menyertakan emot di belakang kalimat? Terlebih menambahkan embel-embel calon istri lagi, walaupun itu memang benar. Ia pikir salam saja cukup.

Tak lama setelah pesan itu ia baca, pesan lain kembali masuk.

Gus Zahwan : Malam ini saya dan keluarga akan melamar kamu. Dandan yang cantik ya 😚

Laila hanya menatap datar layar handphone-nya tanpa berniat membalas.

Gus Zahwan : Kok cuma dibaca aja sih 😔

Ia mengepalkan tangan kesal, lantas menarik napas perlahan untuk meminimalisir kekesalannya. Pun ia mengetikkan balasan pada laki-laki itu.

Laila : Wa'alaikumussalam, Gus Hujan

Laila : Cringe Gus emotnya. Gak usah pake emot-emotan

Gus Zahwan : Cireng? Kamu mau aku bawain cireng?

"Astaghfirullah, sabar Ila," gumam Laila seraya mengelus dada. Ia tahu Gus Zahwan hanya ingin mengganggunya dan membuatnya kesal.

Gus Zahwan : Mau berapa? Calon suami bakal beliin nih 😎😚

Gus Zahwan : Laila jangan cuma dibaca, dibalas dong. Nanti saya bingung beliinnya 😣😕

Huuh! Laila mengembuskan napas kasar. Kenapa Gus itu selalu memakai emot di akhir kalimatnya?! Terlebih emot itu terlihat ... lebay ... mungkin. Ia tak suka saja melihatnya. Tak tahan, ia memilih jalan pintas tercepat menghentikan hal ini.

You blocked this number.

"Hujan nyebelin!" dengus Laila. Meletakkan handphone-nya lagi lalu mengalihkan perhatian pada Bundanya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya.

"Turun yuk, keluarga calon kamu udah dateng," ajak Kiara.

Laila berdeham pelan. Kan benar, laki-laki cuma mengerjainya soal cireng. Buktinya mereka sudah datang.

"Ayo, sayang." Laila mengangguk, pun dia keluar kamar dan berjalan beriringan dengan Bundanya menuju ruang tamu.

Malam ini, Laila mengenakan gamis model abaya berwarna dasar hitam dengan paduan warna peach di beberapa bagian. Serta kerudung yang menutupi dada dengan warna senada.

Laila Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang