🍁 Euforiα 🍂

5.6K 853 17
                                    

Sama seperti kemarin, Laila kini tidak bisa tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama seperti kemarin, Laila kini tidak bisa tidur. Lagi. Ucapan Gus Zahwan tempo hari selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Setiap ia memejamkan mata, suara itu seolah selalu mengusik ketenangan tidurnya. Bahkan ini sudah malam ke dua setelah Gus Zahwan mengatakan hal itu.

Selain itu, ada satu hal lagi yang terus mengusik tidurnya, yaitu perihal surat asing itu. Beberapa puzzle sedikit demi sedikit Laila pecahkan. Tapi ... entahlah itu benar atau tidak. Beberapa pertanyaan akhir-akhir ini menggelayuti kepalanya.

Di beberapa surat itu tertera kalau orang itu mencintainya, dan kemarin malam Gus Zahwan juga menyatakan cinta secara spontan kepadanya. Selain itu, di surat itu juga tertera kalau si pengirim akan segera melamarnya, dan tepat sekali tak lama setelah surat itu sampai padanya ia dijodohkan. Benarkah Gus Zahwan pengirimnya? Ataukah orang lain?


Laila mengacak kerudungnya frustasi sekaligus dilema. Pun kemudian dia duduk di sisi kasur, menatap jam yang ternyata sudah pukul 2 lebih 45 menit. Menoleh ke samping, ia mendapati dua temannya yang masih tertidur.

Laila lalu memilih beranjak. Dia mengambil wudhu dan kali ini akan bertahajjud di awal waktu dari biasanya. Sekaligus juga istikharah dan berdoa atas kebimbangan yang ia hadapi ini.

Setelah solat sunnah tahajjud empat rakaat dan solat sunnah istikharah dua rakaat, Laila pun berdoa.

"Bismillah Hirrahman Nirrahiim. Allahuma Sholli'ala Sayyidinaa Muhammad, Wa'alaa Aali Sayyidinaa Muhammad.

Ya Allah, kepadamu hamba berserah diri. Kepadamu pula hamba meminta.

Wahai sang Maha Cinta, tunjukanlah kepadaku jalan terbaik atas cinta-Mu. Cinta yang Engkau ridhoi dan bukan cinta yang Engkau murkai.

Wahai sang Maha Cinta, jika memang pilihan orang tuaku adalah yang terbaik untukku, maka yakinkanlah hatiku bahwa apa yang mereka pilihkan adalah pilihan dari-Mu.

Dan apabila pilihan orang tuaku adalah yang buruk untukku, maka yakinkan hatiku bahwa apa yang mereka pilihkan adalah bukan pilihan dari-Mu.

Wahai sang Maha Cinta, tetapkanlah hatiku ini pada hati yang telah Engkau tetapkan sebelum aku mengetahuinya. Sesungguhnya, Engkau Maha Mengetahui apa yang tak diketahui manusia.

Robbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah Wafilaakhirati Hasanatawwaqinaa 'Adzaabannar.

Aamiin."

Tanpa Laila sadari, Haura dan Widia memerhatikannya sejak tadi. Seolah tahu kegalauan Laila, mereka pun menghampirinya.

"La, kamu kenapa?" tanya Haura. Menghampiri sang sahabat yang masih bersimpuh di atas sajadah.

Laila Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang