🍁 Milαd 🍂

5.5K 807 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen cuy 💅

Jangan lupa vote dan komen cuy 💅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan liatin saya terus, Laila."

Laila yang tengah menjilat sedikit es krimnya berdecak. "Apaan sih, Gus. Kenapa sih Gus kepedean terus, siapa yang liatin coba? Aku tuh lagi liat ke arah sana, bukan ke arah Gus." Gadis itu menunjuk arah barat jalanan dengan dagunya. Tepat di samping Zahwan.

"Sama aja arahnya."

"Beda!"

"Sama, Laila."

"Beda, Gus. Lagian Gus sok tauan aku ngeliatin. Situnya kali ya yang liatin? Hayo ngaku?!"

"Enggak."

"Dih, gak mau ngaku." Laila kembali menjilat es krimnya. Zahwan menghela napas sabar.

"Gus, hujannya kapan berentinya sih? Kalo dagingnya mau diolahin gimana?"

"Sebentar, saya telfon Mbak Maryam," ucap Zahwan seraya merogoh handphone-nya. Sementara Laila menunggu.

Beberapa saat laki-laki itu fokus mengotak atik benda pintarnya, namun tak ada satupun panggilan darinya yang diangkat.

"Kenapa?" tanya Laila.

"Nggak ada sinyal."

"Jual aja Gus HP-nya, beli yang baru," ucap Laila sekenanya. Bercanda. "Terus gimana pulangnya?"

"Y-ya tunggu hujan berhenti." Zahwan terus melihat ke depan karena gadis di sampingnya sering meliriknya.

"Kira-kira lama enggak?"

"Mana saya tahu, Laila. Saya bukan cenayang."

"Siapa juga yang bilang Gus cenayang," cebik Laila. Melirik Zahwan, lagi.

Zahwan menghela napas. "Laila, bisa tidak kamu jangan liatin saya?"

"Bisa."

"Terus kenap---"

"Gus salting ya?" tebak Laila sembari tertawa.

Bukan salting lagi, Laila, jantung saya jadi jedug-jedug. Batin Zahwan.

"Enggak," ucap laki-laki itu. Berbohong.

Laila mendengus. "Enggak, mulu."

Zahwan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Lalu di detik kemudian dia menarik pergelangan tangan Laila ke belakang saat sebuah motor melintas dengan kecepatan tinggi di hadapan mereka.

"Astaghfirullah Hal'adzim," ucap Zahwan.

"Yahh, jatoh," lirih Laila menyadari es krimnya terjatuh.

Zahwan menoleh tak enak. "Afwan, mau saya beliin lagi?"

Laila menggeleng. "Nggak usah, Gus. Alhamdulillah ujannya juga udah mulai reda. Pulang aja yuk."

"Na'am."

Laila Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang