Tandai typo dan kalimat aneh😁
Brttt... Brttt...
Tuk!
Zahwan menutup mulutnya kala menguap. Diliriknya jam alarm yang tergeletak di atas nakas ranjang tidurnya. Pukul setengah lima pagi. Dia melewatkan waktu untuk bertahajjud. Dan itu karena semalam ia lembur hingga larut malam gara-gara pekerjaan diluar pesantren. Kala ia menoleh ke samping, ia mendapati sang istri masih terlelap dengan keadaan memeluknya.
Sepersekian detik Zahwan memerhatikan istrinya dalam diam, perlahan senyum tipis terbit di bibirnya. Alisnya rapi, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, dan bibir tipisnya yang sedikit terbuka membuatnya terlihat lucu. Jarinya yang merasa gatal ingin menyentuhnya tak dapat ia tahan. Zahwan pun menyentuhkan jarinya dipipi Laila menusuk-nusuk pelan hingga mengelusnya.
Zahwan pikir Laila akan bangun, tapi di luar dugaan, wanita itu sama sekali tak terganggu dan tidur begitu nyenyak. Akhir-akhir ini istrinya memang tidur lebih nyenyak dari biasanya.
Namun, senyumnya seketika pudar saat mengingat sesuatu.
"Ya Allah, semoga kita bisa selalu bersama. Baik di waktu, saat dan tempat yang berbeda."
***
Pukul 7 pagi, kini Zahwan dan Laila baru saja menyelesaikan sarapan pagi mereka seperti biasanya. Tak ingin membuat sang istri yang kerepotan membereskan alat makan yang telah kotor, Zahwan dengan perhatian membantu sang istri mencuci piring kotornya.
"Mas ngapain sih? Duduk aja sana, biar aku aja," ucap Laila.
Zahwan melirik istrinya sekilas sambil terus mencuci. "Ini juga salah satu tugas suami sayang, mending kamu yang duduk aja. Kamu 'kan nggak boleh kecapekan. Tunggu ya?"
Laila mengembuskan napas pelan, mau tak mau dia memilih duduk saja di yang ia tempati sebelumnya. Jam delapan nanti, Laila pikir ia akan ke pondok nanti. Selain akan mengajar part time, ia juga akan memberitahukan Abi dan Umminya perihal kehamilannya.
"Ummi seneng nggak aku hamil?" monolognya sambil mengerjakan mata.
"Shhttt, jangan ngelamun, bumil nggak boleh banyak pikiran." Zahwan yang duduk tiba-tiba di sampingnya membuatnya terkejut.
"Mas ngagetin," dengus Laila.
"Aku mau ke pondok, boleh ya?" lamjutnya meminta.
Zahwan mengangguk. "Boleh, nanti saya antar."
"Nggak perlu, Mas. Mas 'kan mau pergi sama Mas Reza."
"Nggak, nanti saya antar kamu dulu. Jangan lupain kalau kamu hamil, La," jelas Zahwan.
Laila menatap suaminya jengah. "Iya Mas, aku inget kok. Lagian pondoknya deket, tingga ke sana doang."
"Ngg—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Laila Dan Hujan
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA] Bagi orang-orang, dan khususnya para perempuan di luar sana, Gus Zahwan itu merupakan sosok yang : Ramah, Lembut, Kalem, Tinggi ilmu, Hafidz Qur'an, dan Beradab. Paket komplit untuk jadi sua...