CASABLANCA - Nuha Bahrin feat Nauval Azrin
Aku pikir cocok buat bab ini><
Seperti biasa, tandai typo dan kalimat / paragraf yang aneh 😇
Happy Reading!!
"Namanya Subandi, berasal dari keluarga menengah keatas, usia kisaran 30 tahun-an, tinggal di komplek Pulau Indah Gang Melati nomor 07 dan bekerja sebagai staf akuntansi Garuda Company," jelas pria yang duduk di kursi putar dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
"But, itu nama sama alamat fake alias samaran. Dan gue gak bisa ngelacak nama aslinya sekarang," tambahnya.
Pria yang duduk di seberangnya mengangguk. "Oke, ini aja udah cukup. Thanks atas bantuannya, Rif."
Pria berkaca mata hitam itu tersenyum hangat seraya bertos dengan temannya. "Sama-sama, bro."
"Sisanya gue kasih tau lo nanti," tandasnya yang diangguki oleh temannya.
***
Rumah sakit. Di sini lah Zahwan berada sekarang. Duduk menemani Laila—yang sedang menjalani beberapa prosedur pemeriksaan kehamilan. Awalnya Laila memintanya untuk ke bidan saja, namun Zahwan kukuh ke rumah sakit saja. Karena menurutnya pemeriksaan di rumah sakit lebih lengkap dan akurat. Padahal sih sebenarnya sama saja.
Setelah menjalankan tes urine dan menunggu hasilnya selama beberapa menit, Laila kini akan menjalankan pemeriksaan ultrasonografi atau USG untuk melihat ada tidaknya janin di dalam rahimnya. Zahwan yang sebelumnya menunggu di seberang kursi dokter kini ikut masuk ke dalam tempat yang di beri sekat dengan gorden untuk menemani istrinya.
"Kenapa sih nahan tawa gitu?" tanya Zahwan bingung ketika dokter mengoleskan gel di perut Laila.
"Geli tau Mas." Tawa pelan Laila akhirnya pecah juga.
"Adem juga si," lanjutnya.
Zahwan mengulum senyum seraya menggelengkan kepala. "Ada-ada aja kamu."
Setelah dokter mengoleskan gel tersebut, USG pun dimulai. Awalnya, layar monitor hanya menunjukkan warna hitam saja, tapi ternyata beberapa saat kemudian layar terlihat dua titik hitam seperti telur di layar tersebut.
"Itu Pak, Bu, janinnya ada dua. Anaknya kembar," tunjuk dokter.
"Kembar?" Zahwan mengembangkan senyum lebarnya. Dokter tersebut lantas mengangguk.
"Subhanallah, Alhamdulillah," ucap Zahwan dengan senang. Pria itu pun kemudian mengecup pipi Laila secepat kilat. "Makasih sayang."
Mata Laila seketika membola, dengan gerakan refleks dia mencubit lengan Zahwan dengan pipi merona. "Kebiasaan kamu Mas," bisiknya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laila Dan Hujan
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA] Bagi orang-orang, dan khususnya para perempuan di luar sana, Gus Zahwan itu merupakan sosok yang : Ramah, Lembut, Kalem, Tinggi ilmu, Hafidz Qur'an, dan Beradab. Paket komplit untuk jadi sua...