Mulai dekat

21 18 4
                                    

Jam berapa kalian baca cerita ini?
Udah siap buat baca ceritanya?
Happy Reading

Satu minggu sudah terlewati dengan ulangan harian dari semua mata pelajaran, dan sudah seminggu juga Haksa serta Keyla semakin dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu sudah terlewati dengan ulangan harian dari semua mata pelajaran, dan sudah seminggu juga Haksa serta Keyla semakin dekat. Seakan menjadi rutinitas harian bagi Haksa yang sering menjemput Keyla pulang sekolah lalu membawanya ke toko bunga.

Ngomong soal olimpiade perempuan itu sudah mengikutinya dan dirinya menang di juara ketiga, ia bersyukur dan kembali membuat orang tuanya bangga atas prestasi yang di gapainya, teman temannya ikut bersuka cita atas itu.

Saat ini Keyla beserta temannya sedang berada di kantin dekat dengan lapangan bola, mengambil alih meja paling belakang di kantin sekolah mereka. Lalu Abian datang dengan heboh menuju ke meja mereka, terlihat dari raut wajahnya bahwa laki laki itu sangat gembira.

"Kenapa lo?" Arka yang saat itu fokus pada game online di tangannya kini menatap Abian yang tampak kesenangan.

"Terserah lo pada mau percaya apa nggak, tapi nilai ulangan harian gue 90 " ujarnya histeris dengan perasaan yang membuncah, bahkan laki laki itu mengajak sang pacar menari di tengah ramainya jalanan kantin.

"HAH?!" yang lain berseru tak percaya, bahkan Auliya sampai tersedak mendengarnya.

"Seorang Abian dapet 90? Nyontek?" Tuduh Aca pada laki laki yang tengah bergembira itu.

"Sembarangan kalo ngomong, gue juga nggak tau bisa dapet 90 gitu. Padahal kemarinnya gue nggak belajar sama sekali." Abian menjelaskan, raut wajahnya masih menampilkan eksperesi senang.

"Gue percaya kalo yang bilang gitu Hana atau si Liya tapi lo? agak susah sih gue percaya. Secara lo suka ngebohongin gue."

"Asem lo, Ra."

"Jangan kan lo pada, gue aja yang tadi dengernya sampe kaget. Temen temen gue pada shock!" Mereka menggelengkan kepala tak percaya sambil bertepuk tangan.

"Bagus dong kalo gitu, tingkatin lagi mata pelajaran yang lain." Sandra berkomentar menyemangati Abian yang kini membusungkan dada.

"Lah, gue malah termotivasi buat nggak belajar karena mtk aja gue nggak belajar." Tiana menghela nafas lelah, ada ada saja pikirnya.

"Nggak gitu juga blok," seru Arka kesal.

Dari arah lorong kantin Zara melihat Aurel serta Farel tertawa bersama dan berjalan beriringan, semua pasang mata menoleh pada keduanya. Sungguh mengundang iri, pasalnya Farel ini orang yang sangat irit bicara bahkan jarang menampilkan wajah ceria atau senyumnya pada sekitarnya.

KEYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang