Hujan

14 14 1
                                    

Happy Reading All.

Di pertengahan bulan Desember, hujan semakin sering membasahi bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pertengahan bulan Desember, hujan semakin sering membasahi bumi. Seperti saat ini, pukul empat pagi awan hitam kembali menumpahkan air nya. Keyla terbangun karena alarm yang sudah ia setel semalam berbunyi tepat di samping kirinya, perempuan itu beranjak ke kamar mandi dan membasuh muka dengan air agar tak kembali mengantuk.

Ini hari pertama ulangan semester satu, Keyla duduk di depan meja belajarnya sembari mencatat hal hal yang mungkin akan masuk dalam ulangan bahasa indonesia. Lalu beralih ke mata pelajaran berikutnya, ia hanya tinggal mencari jawaban dari kisi kisi yang diberikan oleh guru seni budaya.

Usai belajar selama satu jam setengah, Keyla berdiri dan memasukan buku catatan bewarna pink ke dalam totebag hitam nya. Tidak lupa dengan papan yang bewarna sama dengan kotak pensil hitam miliknya.

Perempuan itu melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi, membasahi tubuh nya dengan air hangat karena udara pagi itu teramat dingin.

Pukul enam pagi, Keyla telah siap dengan seragam sekolahnya. Kaki kecilnya menuruni tangga rumah secara pelan, ia mengingat materi yang ia tulis tadi dan menghafalnya di dalam kepala.

Perempuan yang mengenakan jas abu abu itu menaruh totebag nya di salah satu kursi meja makan, dan membantu sang bunda menyiapkan sarapan pagi.

Baru ingin mengulurkan tangan pada roti, suara Ria lebih dahulu mengurungkan niat Keyla. "Nggak usah repot repot, ayo makan."

Keyla menuruti kata bunda nya, dan duduk di meja makan dengan isi kepala yang berantakan karena semua materi terasa bertumburan menghantam nya.

"Nggak perlu terlalu keras sama diri sendiri, dek." ujar ayah mengusap kepala si bungsu dengan tatapan lembut.

"Kamu sehat dan bahagia aja itu udah cukup buat ayah." Keyla tersenyum akan ucapan ayah nya.

"Ayo sarapan dulu." Bunda memberikan satu persatu roti yang sudah di olesi oleh selai.

Seusai sarapan, Keyla diantar oleh kakak laki lakinya ke sekolah. Padahal menurutnya itu tidak perlu, mengingat bahwa sekolahnya teramat dekat dengan rumah.

Keyla keluar dari mobil bersamaan dengan Alvaro yang ikut keluar. "Makasih, kak. Harusnya kakak nggak perlu repot repot buat nganter ke sekolah."

"Apa sih dek omongan mu tuh, kakak kesini aja cuma buat cuci mata sama adek kelas kali. Nggak usah geer kamu."

Keyla mendelik  sinis. "Apasih aku juga cuma basa basi doang, udahlah sana pulang. Nggak ada juga yang bakal naksir sama orang aneh kayak kakak."

Alvaro ingin menjitak kepala adiknya itu, tetapi Keyla lebih cepat berlari menuju gerbang sekolah. Laki laki itu tersenyum lebar memperhatikan adik perempuan nya berjalan dengan langkah girang, lalu ia kembali masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana.

KEYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang